Dialog satu:
"Selamat sore kamu." Sore juga, jawabku.
"Apa kabar kamu?"Â Kabar baik tentunya, jawabku.
"Oh iya, what would you choose?! A way to reach heaven, or something else?!" Aku diam, belum tahu mesti menjawab apa. Tanyanya memang tanya yang tak hanya sekadar tanya.
Dialog dua:
"Selamat menikmati senja saat ini." Ujarnya.
"Selamat menikmati senja juga teruntukmu."Â Jawabku.
"Oh iya, apakah menurutmu menjadi seorang pribadi yang cermat itu, adalah sebuah kebutuhan?"Â Tanyanya.
"Bukan, bukan kebutuhan. Melainkan kewajiban, itu pun tergantung pemahamannya mengenai how to reach something meaningful." Jawabku.
Dialog tiga:
"Senja, tengah menemani, hingga nanti ujung sesi." Ujarnya.