Mohon tunggu...
Wahyu Ali J
Wahyu Ali J Mohon Tunggu... Penulis - Bebas

Life Path Number 11 [08031980]

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kenangan Perjalanan, Seorang Insan

12 Agustus 2020   16:04 Diperbarui: 7 Desember 2020   11:13 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi


Pukul 15.02
Aku hanya bisa memandang fotonya. Foto yang dulu, saat kami masih bersama. Terjalin kasih juga sayang yang sekiranya, akan bisa berlangsung lama hingga kami berdua, menua bersama.

Namun adalah lamunan, yang hanya sebatas namun. Sebab cerita kami berakhir, demi orang lain yang lebih kami hormati, sepenuh hati.

Perpisahan kami, tentu saja terjadi. Demi yang kami hormati, juga sayangi sepenuh hati. Kami menerima, meski ada kurang rela. Sebab tentu saja, kami berdua masihlah saling menyimpan rasa. Rasa tak sekadar biasa saja, yang selama ini mengikat kami berdua.

Pukul 15.08

Masih, aku memandangi fotonya. Rinduku akan dirinya, belum usai juga. Aku masih menyayanginya. Aku merasa tak ada yang belum tentu, ada orang lain selain dirinya, yang begitu mampu menyayangiku.

Aku menjalani, letupan-letupan hari tanpa dirinya. Aku berusaha menikmati setiap langkahku, tanpanya memegang tanganku. Aku tanpanya, yang terbiasa mengingatkanku, kala aku terkena lupa.

Aku berusaha, menjaga apa yang semestinya aku jaga. Untuknya, yang akan senantiasa aku menyayanginya. Hingga nanti, meski mungkin bagi kami, tanpa ada bersama lagi, mengisi warna-warni hari yang berseri, mewangi.

Pukul 15.13

Aku tersenyum sendiri, sebab aku mengerti. Ketika cinta tak mesti selamanya saling memiliki, namun tentu saja... jalinan kasih yang pernah kami berdua miliki, akan senantiasa berarti, pun jadi wujud edukasi bagi masing-masing dari kami.

Detik ini yang aku tahu, dirinya masih sendiri. Begitupun aku, yang merasa tak kuasa, untuk berlari ke lain hati. Sebab aku bersyukur sempat bersama dengannya, dimana kami memiliki buah hati.

Seorang buah hati, yang jadi jembatan untuk kami berdua, tetap bisa berkomunikasi pun saling peduli, saling menyayangi, tanpa harus bersama melalui hari demi hari.

Pukul 15.20

Aku sudahi memandangi fotonya, aku simpan fotonya di tempat yang berbeda. Bukan tempat biasa, sebab dirinya bukan biasa. Dirinya adalah istimewa, satu yang tak akan bisa terganti, oleh siapapun juga.

"Terima kasih cinta, terima kasih sekali kasih sayang. Sebab jalan hidupku, meski berwarna, namun ada dirinya juga sang buah hati yang senantiasa merindukanku. Begitupun aku, senantiasa menyayangi mereka berdua, hingga waktu yang tak terhingga."


Quotes Dua Sisi:

Saling memiliki, tertanam dalam hati. Saling menyayangi, tertanam dalam hati. Saling mendoakan, tentang apapun wujud kebaikan, itu lebih menawan. Menjadi satu rupa perwujudan kasih sayang sebuah hubungan, meskipun berjauhan.

DS, 12/08/2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun