"Urusan kecil, usah diperbuas."Â Ujarnya kepadanya.
"Urusan biasa, sikapi saja secara lebih dewasa."Â Masih ujarnya, tentu saja untuknya.
"Perkara mudah, take it easy!". Masih dan masih ujarnya, masih juga ditujukan kepadanya.
Apa yang kecil, pandang saja secara lebih luas, supaya tidak semakin kecil. Pandanglah ke dalam, lalu coba tengok ke luar... mungkin saja akan tersedia pencerahan yang adalah cerah adanya, juga kelegaan mengikuti, di dalam yang lalu ketika ke luar. Sapa, juga tanya, tengok saja luar dalam. "Lagi-lagi ujarnya."
Apa yang biasa, memang begitulah... ya biasa saja dong tentunya, seperti biasa. Cobalah biasakan saja, menyikapi segala sesuatu yang usahlah terlalu luar biasa. "Dirinya melanjutkan..."
Apa yang jadi perkara, memang tidak selalu mudah. Tapi... mudah-mudahan saja ada hikmahnya. Iya tentu saja, seperti dirinya yang merasa cukup berdamai saja dengan inginnya juga pikirnya. "Semakin seru saja, ujarnya yang teruntuknya."
Itu saja, tidak perlu panjang lebar. Sebab, bilamana terlalu panjang, belum tentu baik adanya... lalu ketika terlalu lebar, itupun belum tentu melebar yang adalah sehat yang akan jadi tujuannya. "Ujarnya di sesi terakhir percakapan."
Apa yang akan tertanam di dirinya, adalah berkat pupuk demi pupuk yang tidaklah sembarangan dipilihnya, untuk dipupuknya, lalu memupuknya. "Oh iya, ini dirinya yang mana sih?! Siapa sih dirinya?!"
Ridwan Ali 25072020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H