Sepakbola adalah salah satu jenis olahraga terkemuka sedunia. Tentang olahraga sepakbola, yang sekarang sedang saya sajikan di tengah-tengah para pembaca yang budiman, tentu saja ada atau mempunyai filosofinya, katakanlah sebuah "Filosofi Bola".
Fakta final Milan versus Lazio di leg pertama di stadion San Siro Milan, yang akhirnya membuat saya menjadi cukup mengerti tentang apa yang bisa saya pelajari, dari sisi lain seputar dunia olahraga sepakbola, yang memang nyata tersedia unsur filosofinya.
"One incredible passing, one goal." Saya mencoba memaknainya seperti itu. "Satu umpan luar biasa, satu gol tercipta." Satu gol yang bisa membuat perbedaan, terwujudlah sebuah kemenangan.
Goal juga bisa bermakna tujuan, "Bukankah ketika berbicara tentang alur kehidupan, sebagai human being... tentu saja wajib, jelas arah langkah yang akan menjadi sebuah tujuan utama? Pun tentu saja diimbangi dengan upaya yang tidak cukup hanya ala kadarnya saja."
Passing kurang lebih bisa diartikan umpan, "Ya... cukup satu umpan saja! Sebuah umpan yang mungkin dan sangat mungkin adalah sebuah umpan lambung yang matang, akurat, menawan, sesuai harapan, dan tentunya tepat sasaran."Â
"Sebuah umpan yang bisa melahirkan perbedaan. Bernilai kelegaan perasaan dan pikiran, yang kemudian dijalani, dinikmati, disyukuri."
Incredible bisa diartikan luar biasa. "Upaya menjadi salah satu cara, agar luar biasa bisa tercipta, terasa, dan tentu saja bermakna berkah nan bahagia yang berkenan hadir mendekap jiwa raga."
Begitulah fakta ceritanya...  yang awalnya hanya sekadar pertandingan sepakbola biasa, namun kemudian melahirkan sebuah "Filosofi Bola" yang hingga detik ini, terasa sekali manfaatnya untuk saya sebagai pribadi.Â
"Tentu saja... berupaya senantiasa mencoba, mencari, lalu mengolah dan mampu memaknai apapun yang bisa saya pelajari, yang semoga saja akan menjadi ilmu, juga berkah tersendiri bagi saya sebagai pribadi, itu semua adalah hal-hal yang teruntuk saya sungguhlah berarti."
"Ya... berkat nonton final tersebut, saya jadi ngerti, nggak perlu terlalu keseringan ngasih umpan. Cukup satu umpan saja, dan itupun di momentum penentuan, yang sekiranya akan menjadi sebuah keputusan menentukan yang disesuaikan dengan ketentuan, hehehehe."