Dia berlari... bersemangat sekali untuk menjalani satu hari yang dimana hanya ada kami saja. Sesuai janji kami sebelumnya, bahwa kami akan bersama cukup berdua saja, menikmati suasana riang gembira di saat kami bisa bersama.
Pagi mempertemukan kami tanpa banyak basa-basi. Lalu kami ijin pamit untuk pergi, ke satu tempat yang teruntuk kami adalah satu tempat yang sungguhlah hebat. Satu tempat yang mampu membuat kami berdua semakin terikat kuat.
Kala siang bertandang, kami tak bersembunyi. Kami menikmati setiap menu spesial, yang sebelumnya sengaja kami berdua persiapkan. Beberapa tempat minuman yang berisi cairan-cairan menyehatkan, tak lupa kami bawa juga.
Sore yang mencengangkan, tentu saja masih kami nikmati berdua saja. Tersenyum, tertawa, bercanda, bahkan... apapun yang berada di sekitar kami, terbawa suasana yang merasakan ikut terpesona, juga terpana.
Ketika malam akan segera berkunjung, mana ada kami merasa terkungkung. Justru kami bersenandung, kidung bahagia yang mampu tepiskan raut murung, sehingga tidak ada celah sedikitpun untuk kami merenung, yang sekiranya akan menjadi sekumpulan bingung.
Hari yang menyenangkan, syukur kami panjatkan. "Terima kasih Tuhan, menjadi seorang ayah adalah satu wujud kebanggaan yang berkenan Engkau hadirkan untukku."
"Menjadi seorang Ayah adalah gelar kehormatan, yang Engkau percayakan kepadaku."
"Ayah adalah seorang pemikul amanah, didampingi seorang istri yang tentu saja peduli. Dikaruniai putri, yang adalah amanah dariMu, yang Engkau percayakan kepada kami."
Hari tak selalu sama, suasana tak akan serta merta senantiasa ceria. Hidup penuh warna rasa uji, yang bisa saja kerap kali berkunjung, seolah tak ada henti.
Tapi... tentang hari ini, inilah hari milik kami. Kami yang terikat, untuk saling menjaga dan merawat kebersamaan kami, hingga berujung nanti di suatu ketika yang masih berbentuk tanda tanya.