Untuk saya, anda adalah pemandangan. Panorama keindahan yang cukup dipandang yang jauh dari pemukiman.
Bagi saya, anda adalah satu jalan persimpangan. Terlampir batasan yang akan berujung belok kanan yang lalu lurus ke depan.
Untuk kita, getar tak kuasa jadi getir. Biarkan saja getir menyingkir, lalu getar memudar jadi sadar yang terhampar.
Bagi kita, takdir yang terukir hanya sekadar mampir. Sejenak yang terhapus jejak jarak demi jarak mengungkap bijak.
Demi kita, hindari kelokan tajam yang seja akan menjadi satu langkah penempatan salah arah.
Andai rindu hadir... rindu cukup terjadi satu windu sekali. Itupun bila kalbu bersedia berbagi satu sisi ilusi yang tentu saja jauh dari pasti.
Andai rasa bicara, itu hanya katanya saja. Bukan untuk diijinkan apa maunya rasa. Sebab kita... bukan untuk berlangsung lama.
Ridwan Ali 08072020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI