Mohon tunggu...
Ridwan Ali
Ridwan Ali Mohon Tunggu... Freelancer - Me Myself and I

Baiklah, kita mulai. Ceritanya, lanjutannya.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Komitmen Rasa

31 Mei 2020   13:12 Diperbarui: 31 Mei 2020   13:39 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: pixabay.com


Lukisan alam mampu menghadirkan keadaan yang mendamaikan bagi dua orang insan yang kini sedang berduaan, pun berdekatan tanpa halangan. Menikmati suasana pemandangan yang penuh kesederhanaan... namun akan lekang di ingatan. Panorama keindahan alam, menjadi saksi kunci kebersamaan yang sekian lama dirindukan.

"Hari yang menyenangkan... berdua denganmu tanpa mesti menunggu di persimpangan jalan, seperti di beberapa waktu lalu yang sering kita lakukan ketika kita membuat janji untuk bersua di suatu ketika, memenuhi setumpuk kerinduan yang kita berdua rasakan." Lelaki itu mengutarakan rasa.

"Sekian lama kita berpegangan, tujuan kita saling menguatkan... agar kita senantiasa seiring sejalan. Hari ini kita masih berpegangan, meski kini lebih hati-hati yang demi menjaga perasaan orang lain yang bukan hanya ingin kita saja. Hidup ini adalah rezeki... dan kita hanya akan terpisahkan suatu hari nanti yang bukan saat ini." Wanita itu menambahkan sekumpulan kata yang isyaratkan setia.

"Kita saling memiliki... akan senantiasa berupaya menjaga kebersamaan tanpa tergoda bersentuhan dengan yang namanya ketidak baikan bagi rasa yang kita perjuangkan selama ini. Saat ini menjadi satu dari sekian banyak janji kita yang satu demi satu bisa kita raih dan nikmati." Lelaki itu menambahan serangkaian kata yang jujur adanya.

"Hidup ini memang tak pasti, kisah kasih kita tak bisa dibilang sempurna. Terkadang ada umpama yang menghalangi kita bertegur sapa atau bertatapan mata. Toh itu semua bagian dari cerita kita yang memang hanya kita yang rasa." Wanita itu menimpali... akan warna-warni situasi di setiap bagian perjalanan kehidupan yang telah terlewati.

Indahnya kebersamaan, menikmati serangkaian cerita romansa yang penuh warna rupa suasana. Indahnya berdekatan yang bisa saling menenangkan, sejuknya berjauhan yang tetap saling merindukan... terbungkus kata setia yang tertanam dalam jiwa-jiwa yang berkenan saling jaga.

Hidup menghadirkan friksi, dari diri sendiri ataupun orang lain... dan tentunya bisa juga friksi hadir dikarenakan situasi yang menjadi uji. Namun semua bisa dihadapi secara perlahan namun pasti. Pertemuan yang kesekian kali terjadi, bisa saling mengimbangi pun saling mengisi yang didasari berupaya saling mengerti. 

Kini... kenikmatan itu tak hanya sebatas mimpi. Kesadaran dan kesabaran diupayakan tanpa berapi-api yang bisa saja membuat rugi. Satu cerita tentang rasa dimana jalan cerita kini telah terbuka yang tidak hanya sebatas wacana tanpa upaya. Jalan cerita kini terasa yang mempesona, hadirkan wajah-wajah merona yang tiada wajah merana.

Ridwan Ali 31052020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun