Mohon tunggu...
Ridwan Ali
Ridwan Ali Mohon Tunggu... Freelancer - Me Myself and I

Baiklah, kita mulai. Ceritanya, lanjutannya.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Filosofi Cinta ala Permak Celana

28 Mei 2020   22:17 Diperbarui: 28 Mei 2020   22:20 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: pixabay.com

Percakapan dua insan beda usia yang dimulai tanpa aba-aba... di mana satu yang menjadi perwakilan kawula muda, berhadapan dengan salah seorang generasi usia dewasa yang sedang berupaya sekuat tenaga mencoba setia, hanya untuk yang satu saja tanpa mendua semenjak dulu kala.

Begitulah, setia itu tidak mudah ya... butuh perjuangan sekaligus pengorbanan yang tiada tara di banyak situasi tak terduga, wong namanya juga hiruk pikuk alam dunia... selalu saja ada sesi uji coba bagi siapapun yang merasa adalah seorang pria.

Yang muda bertanya tentang satu tanya yang spesial beraroma istimewa... yang dewasa menjawab sesuai kadar pengalaman yang pernah terjamah di suatu masa yang dari semenjak muda usia hingga saat ini hadir menyapa.

Yang muda bertanya tentang rasa yang terasa ketika bersua dengan yang namanya jatuh cinta. Satu bentuk pertanyaan yang dijawab oleh yang dewasa dengan cara sedikit kembali ke memori masa silam yang kini telah tenggelam, yang adalah warna-warni proses pembelajaran dari apapun wajah pengalaman.

Yang muda menunjukkan raut wajah terperangah dengan jawaban dari yang dewasa... karena bentuk jawaban yang keluar dari penjelasan yang dewasa ada hubungannya dengan profesi yang digeluti seseorang yang kebetulan ahli permak celana.

"Jadi begini...setiap orang itu punya spesialisasinya masing-masing. Contohnya, seseorang yang ahli permak celana. Mau celana baru ataupun bukan baru... nggak pernah ditolak. Semuanya diperbaiki, meski terkadang ada sedikit modifikasi."

"Nah! Begitupun dengan yang namanya jatuh cinta... apakah itu rasa yang baru-baru atau yang sudah lama terpendam, ya nikmati saja. Jangan pernah menolak perasaaan yang sedang jatuh kepada cinta."

"Hanya saja, apabila yang bilamana rasa jatuh cinta itu kemudian diungkapkan yang lalu bertemu dengan yang namanya penolakan, santai saja dan jadikan itu semua sebagai salah satu pengalaman yang akan jadi sebuah batu loncatan kedepannya."

"Mudah saja, ketika jatuh cinta... lalu misalkan ditolak mentah-mentah oleh yang bersangkutan, ya perbaiki ditambah sedikit modifikasi saja cara menyatakan cintanya, agar kedepannya... kemenangan yang bisa diraih atas nama cinta, bukan sebuah penolakan yang hadir berulang-ulang, hehehehe..."

"Niatkan cinta jadi satu wujud anugerah, awali dengan membaca basmalah. Dan cinta... upayakan tidak jatuh jadi satu bentuk musibah, upayakan tidak salah memilih saat akan memulai langkah."

Yang muda hanya bisa geleng-geleng kepala dan tanpa bisa berkata-kata mendengarkan paparan penjelasan dari yang dewasa. Lalu seiring waktu yang terus berlalu di saat itu... yang muda pamit pulang dan bilang akan berpikir ulang, agar tidak mudah jatuh cinta ke sembarang orang, pun tidak salah memilih gerangan seseorang yang akan dijadikan pasangannya kelak mengarungi rangkaian demi rangkaian perjalanan kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun