Selalu saja ada banyak hal menarik dan inspiratif yang bisa ditemui, bisa digali, tentang satu buah tema, yaitu menulis.
Menulis adalah terapi diri
Kenapa bisa seperti itu? Saya bercermin pada pengalaman saya pribadi selama ini. Selain musik yang saya gunakan sebagai alat terapi, menulis juga menjadi bentuk atau alat atau katakanlah sarana lainnya yang fungsinya sebagai terapi diri, untuk saya sebagai pribadi.
Banyak tulisan-tulisan Fiksiana yang faktanya ternyata, manakala tulisan fiksi tersebut disandingkan dan bersanding dengan sebagian dari cerita nyata penulis, tulisan tersebut bisa menjadi lebih dinamis, bahkan dramatis, bisa juga tercipta lirik lagu yang melankolis seolah-olah gerimis.
"Yang namanya warna-warni perasaan, yang salah satu diantaranya adalah sesuatu hal yang berhubungan dengan emosi seseorang, akan menjadi satu dan lain hal yang indah dah bermakna, manakala disalurkan menjadi sebuah tulisan."
Sejatinya, banyak situasi dan kondisi yang terjadi di setiap hari yang dijalani. Ada tentang intrik, friksi, motivasi, silaturahmi, juga banyak hal lainnya yang bisa menjadi ide sederhana namun cemerlang, apabila diejawantahkan berbentuk tulisan.
Beban apapun, masalah apapun, pengalaman apapun, ketika ditulis di satu lembar atau beberapa lembar kertas kosong, untuk saya sangat terasa manfaatnya, bisa membuat perasaan juga pikiran meraih kedamaian, ketentraman juga rasa nyaman yang berkesan.
"Terima kasih untuk Kompasiana, menjadi salah satu tempat bagi saya bercerita, menulis artikel-artikel yang bisa saya terbitkan."
Menulis itu adalah Legacy
Warisan tersendiri