Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck adalah film adaptasi karya Buya Hamka. Film ini menceritakan kisah cinta tragis antara Zainuddin, seorang pemuda yang menuntut ilmu di Batipuh, dan Hayati, keponakan dari ketua suku Minangkabau. Di film ini juga mengisahkan tentang Perbedaan latar belakang sosial yang mencegah hubungan cinta antara sepasang kekasih berakhir dengan kematian. Zainuddin, pemuda yang belajar di Batipuh, jatuh cinta pada Hayati, keponakan kepala suku Minangkabau.Â
Karena latar belakang sosial yang berbeda, di sisi lain, hubungan mereka tidak terluka. Hayati kemudian menikah dengan Aziz, seorang pemuda kaya yang dijodohkan oleh keluarganya. Zainuddin merasa kehilangan dan memutuskan untuk pergi ke Belanda untuk menuntut ilmu. Namun, ketika kapal Van Der Wijck yang membawa Hayat kembali tenggelam, Zainuddin mengejar Hayat. Terlambat, Hayati meninggalkan dunia ini dan Zainuddin harus menerima kenyataan pahit.Â
Kelebihan dari film ini adalah mampu untuk menggambarkan nilai keagamaan dan konflik yang di angkat sangat baik, juga film ini dapat menggambil keindahan pulau sumatera barat. sedangkan kekurangan dari film ini menurut saya adalah terlalu mendramatisir sehingga kesannya terlalu berlebihan, dan alur film yang lambat sehingga membuat penonton kebosanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H