Mohon tunggu...
Awang Praing
Awang Praing Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Fakultas Teologi UKAW Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kepemimpinan Kharismatik Joko Widodo

28 Juni 2014   17:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:26 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nama Joko Widodo, atau yang akrab dipanggil Jokowi, kini sedang menjadi trending topic di Indonesia dan bahkan dunia. Figur Jokowi menjadi bahan pembiacaraan ketika dirinya menjadi Walikota Solo dan muncul di media oleh karena berbagai ide kreatif dan program-program serta kebiasaan blusukan yang boleh dibilang unik. Popularitasnya meningkat dan semakin menjadi bahan pembicaraan dan sorotan media ketika ia dicalonkan oleh PDIP menjadi Gubernur DKI Jakarta dan dipasangkan dengan kader Gerindra, Basuki Tjahja Purnama. Berbagai program kreatifnya dan gaya blusukan yang khas Jokowi menjadi sorotan media. Mendekati momentum Pemilihan Legislatif, dirinya kembali disebut-sebut sebagai calon presiden berpotensi (walaupun belum diumumkan). Setelah secara resmi diumukan oleh Megawati bahwa Jokowi diusung sebagai Calon Presiden dari PDIP. Setiap hari hampir tidak pernah namanya hilang atau tidak disebutkan di berbagai media.

Sosok Jokowi boleh dikatakan seperti magnet yang menarik perhatian banyak orang, baik kawan maupun lawan. Walaupun Jokowi tidak memiliki kemampuan orasi yang di atas rata-rata. Namun setiap gerak-geriknya mampu menarik perhatian masyarakat. Kata-katanya lebih banyak diwujudkan dalam tindakannya yang bagaikan angin segar bagi bangsa Indonesia yang sedang jenuh dan bosan dengan gaya kepemimpinan yang konvensional, kaku dan top down. Keberadaan Jokowi membuktikan dan memberi harapan bagi bangsa ini bahwa masih ada pemimpin yang membuka diri bagi rakyatnya dan mampu meruntuhkan tembok pemisah antara si kaya dan si miskin.

Dalam diri seorang Jokowi sepertinya ada sesuatu yang mampu memberikan pengaruh yang positif bagi simpatisannya. Misalnya saja ketika beliau masih memimpin di Solo, ia mampu mendamaikan kisruh di dalam tubuh keraton Surakarta. Ia juga mampu merelokasi para pedagang kaki lima dengan damai. Di Jakarta, walaupun dalam jangka waktu yang singkat, Jokowi bersama Ahok telah berbuat banyak. Banyak turis-turis asing yang mengunjungi Jakarta memberikan testimoni di media sosial bahwa ketika berkunjung ke Jakarta baru-baru, mereka sangat terpesona dengan perubahan di Jakarta. Waduk Pluit sekarang menjadi taman yang Indah. Kalau jalan-jalan ke Tanah Abang, sekarang tidak ada lagi kemacetan.

Dalam Pilpres 2014 inipun, sosok Jokowi mampu memberi angin segar bagi kreatifitas anak muda bangsa Indonesia. Berbagai jenis kampanye positif dan kreatif dicanangkan oleh anak-anak muda. Walaupun menjadi sasaran kampanye hitam oleh pihak-pihak yang membencinya, Jokowi dan relawan kreatifnya tidak pernah membalas dengan melemparkan kampanye hitam. Tetapi mereka lebih giat lagi menggalakan kampanye kreatif yang positif.

Kekuatan Jokowi pun berhasil terhimpun dari berbagai kalangan, dari golongan atas hingga ke bawah. Hal ini terbukti dari dana kampanye yang dikumpulkan dari relawan Jokowi hingga mencapai lebih dari Rp.50 Miliyar. Menariknya lagi, lebih dari Rp.30 Miliyar itu disumbangkan oleh komunitas menengah kebawah. Sedangkan sisanya disumbangkan oleh korporasi/perusahaan. Ini benar-benar mencengangkan karena membuktikan bahwa memang kekuatan Jokowi ada di akar bangsa ini. Baru menjadi calon presiden saja, Jokowi sudah mampu menggerakan massa untuk berpartisipasi dengan sukarela dan tanpa dibayar yang malah secara iklas dan bergembira menyumbang bagi Jokowi.

Sebagai anak kelahiran tahun 90an, saya baru menyaksikan tiga pemilu dan ini adalah pemilu keempat yang saya saksikan dan saya ikuti sebagai pemilih. Sisanya yang tidak saksikan secara langsung, saya ikuti melalui pemberitaan media dan buku-buku sejarah. Dalam pengamatan saya Pilpres 2014 adalah Pilpres paling kreatif dan bergembira yang pernah ada dalam sejarah Indonesia, paling tidak dalam 20 tahun terakhir. Kreatifitas dan kegembiraan ini benar-benar diwujudnyatakan melalui pola dan prinsip kampanye pasangan Jokowi-JK dan para relawannya. Saya rasa kita sama-sama akan mengakui bahwa kekuatan Jokowi-JK tidak ada pada parpol-parpolnya tapi ada di rakyat Indonesia. Kalau mau melihat kekuatan parpol saja, Jokowi-JK jelas kalah suara. Tapi kenyataannya dalam survei-survei, Jokowi-JK malah unggul dibanding Prabowo-Hatta. Ini bukti bahwa kekuatan Jokowi-JK benar-benar ada di rakyat. Di sinilah prinsip-prinsip demos kratie benar-benar terwujud. Sebagai anak muda, saya menaruh harapan besar pada Jokowi. Saya percaya bahwa Jokowi mampu memimpin bangsa ini ke arah yang lebih baik. Salam dua jari, salam perdamaian, salam demokrasi....!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun