Mohon tunggu...
awangmurcoyo assuja`
awangmurcoyo assuja` Mohon Tunggu... -

alumnus PPRU I lulusan STKIP PGRI pontianak bekeja sebagai PIAR di salah satu MALL terbesar di pontianak masih singel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wasiat dari Ayah

8 Februari 2010   08:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:02 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

ANAK-ANAKKU! …

Pada hari ini, genaplah sudah usiaku enam puluh tahun. Yang berlalu sudah banyak. Umur yang tersisa tinggal sedikit saja. Sewaktu-waktu aku akan kembali. Ini memberi arti perpisahan sudah dekat sekali. Kapan-kapan saja bisa terjadi. Oleh karena itu, alangkah baiknya ayah memberi wasiat. Bukan harta, tidak juga uang rupiah. Tapi nasehat untukmu anak-anakku…Anak-anakku, ingatlah selalu akan mati, ia akan melembutkan hati. Memendekkan angan-angan. Tidak memandang besar dengan dunia, memandang besar dengan dosa.Anak-anak cahaya mataku! Jauhilah sifat sombong. Karena ia dosa besar setelah syirik dan durhaka dengan dua ibu bapak. Tanda-tandanya dapat dilihat oleh mata hati. Bukan mata kepala. Diantaranya: Tidak terasa dirinya hamba yang hina, tidak melihat dosa sendiri, memandang besar dosa orang lain. Pantang ditegur, hatinya sakit. Tidak senang dengan kelebihan orang lain. Dengkipun datang, hatipun sakit. Keluh-kesah dengan ujian seperti miskin, dihina orang dan lain-lain. Bangga dan lupa dengan kesenangan. Dendam dengan orang. Mudah tersinggung dan marah. Di depan dia menyepak. Di belakang dia menanduk. Lupa dengan mati. Tidak risau dengan dosa…

Anak-anakku yang tersayang! Jagalah harga diri, dengan tidak meminta-minta. Jauhilah berhutang agar diri tidak terhina dan jiwa tidak derita sengsara. Dan jangan keluh-kesah dengan kesusahan, ia menghilangkan cahaya muka dan terkuburnya wibawa. Dan,…yang paling ditakuti, ia membawa jahat sangka dengan Tuhannya….

Anak-anakku yang tercinta! Jagalah harga diri keluarga. Lebih-lebih ibu bapak. Menghina mereka artinya menghina diri sendiri. Memalukan mereka berarti memalukan diri sendiri. Menghina ibu bapak di dunia saja jiwa akan menderita. Ke mana saja pergi hidup akan sengsara. Betapalah di Akhirat sana. Karena dosa yang paling besar setelah syirik ialah durhaka dengan kedua ibu bapaknya.

Anak-anakku yang dikasihi! Jagalah sholat lima waktu, Betulkanlah selalu. Di Akhirat nanti, sholatlah yang akan diperiksa lebih dahulu. Bila sholat tertolak, kebaikan yang lain, walaupun menggunung tidak ada nilai lagi….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun