Mohon tunggu...
Awang Ibrahim
Awang Ibrahim Mohon Tunggu... Buruh - Lahir di Padang Panjang

Saya menyukai apa yang tidak saya benci

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam di Minangkabau

30 Mei 2020   12:15 Diperbarui: 1 Juni 2020   08:14 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.(QS.Ar Rum : 7)

   

Seperti yang sudah saya sampaikan di atas,mereka yang terdahulu pasti mengerahkan segenap daya dan upaya mereka untuk mencapai kebijaksanaan dalam menetapkan aturan-aturan dalam bermasyarakat (beradat). Mereka telah berusaha semampu mereka dengan sebaik-baiknya. Alamlah yang menjadi dasar mereka dalam menetapkan aturan dalam bermasyarakat.

Itulah mereka orang-orang yang terdahulu; yang melahirkan aturan-aturan dalam bermasyarakat dengan menakar dan menimbang berdasarkan prilaku Alam. Semua itu bisa mereka capai,jauh sebelum Islam masuk ke bumi Minangkabau.

Bila kita cermati kebijakan serta kearifan mereka yang terdahulu Dan dengan melihat apa-apa yang mereka tinggalkan(adat nan sabana adat). Kita sama-sama tahu,bahwa hanya ada satu hal yang di titik beratkan  yaitu "Belajar dari Alam". 

Jadi Bukanlah hal yang mustahil,jika seandainya Islam masuk ke Minangkabau pada masa mereka hidup. Mereka akan memeluk Islam dengan sepenuh hati,Itu di karenakan apa yang mereka lakukan (Belajar dari Alam) sangat bersesuaian dengan apa yang di bawa oleh Islam. Secara Islam datang membawa pengajaran agar manusia mengenal Tuhan yang telah menciptakan Alam itu sendiri. 

Dengan jalan memikirkan apa yang ada pada diri mereka sendiri;
"Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri; maka apakah kamu tidak memperhatikan?" (QS.Adz Dzariyat : 20-21)

Dan setelahnya memikirkan pula keadaan yang ada di sekitarnya(Alam semesta);
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”." (QS.Ali Imran : 190 -191)

Dengan kata lain Tuhan memberikan kemudahan bagi manusia berupa petunjuk(Syariat) yang teramat jelas. Dan supaya manusia tidak menetapkan sesuatu dengan berlandaskan prasangkanya,karna yang kita lihat belum tentu selalu benar.

Sebenarnya langit yang terlihat biru itu,tetaplah di hiasi Bintang- bintang. Tidak terlihat bukan berarti tidak ada.

  Seperti itulah kita,terlalu mudah di butakan oleh mata kita sendiri....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun