Iskandar Zulkarnain adalah Alexander The Great?
Ada beberapa kalangan yg tidak setuju dgn pendapat ini, karena diduga alexander adalah seorang penyembah dewa polytheis pagan? benarkah begitu?
Menurut sejarah, dia bukanlah penganut kepercayaan polytheis Yunani (Zeus, Hera, Ares, Hercules dsb). Melainkan, Alexander the Great adalah pengikut Aristoteles yang mengikuti ajaran Hermes. Sedangkan ajaran Hermes sifatnya monotheistik, yaitu, percaya Tuhan sbg penguasa tunggal yg tidak tercipta, tidak berwujud.
Dalam kitab Hermes, juga diajarkan tentang adanya surga neraka, kehidupan setelah mati, penimbangan amal di akhirat, dan adanya 7 dimensi langit dengan 7 malaikat penjaganya.
Kepercayaan 7 langit ini bahkan ada di semua kepercayaan, dari asia timur sampai ke suku indian benua amerika.
Menurut keterangan sejarah, Aristoteles sering menuliskan teks-teks alkimia sufisme arab untuk bekal alexander dalam perjalanannya.
Teks kuno tsb berasal dari ajaran Hermes/Idris, yang saat ini di eropa dikenal dgn "secretum secretorum"
Â
Sejarah juga mencatat, Alexander merasa ada keistimewaan dalam dirinya sbg orang yg bisa berkomunikasi dgn Tuhan/Dewa. Atas alasan itulah, dia pergi ke mesir, dimana ajaran Hermes berasal. Untuk mencari kuil penyembahan Tuhan, yang oleh bangsa mesir disebut sbg kuil Amun.
"Amun", adalah penyebutan untuk kata "Tuhan" bagi bangsa mesir, atau Tuhan monotheis seperti yg diajarkan Thoth/Hermes/Idris.
Menurut sejarawan, ada dinamika kepercayaan di Mesir, kadang monotheis (menyembah Amun), kadang juga polytheis (menyembah Ra-Osiris).
Dan Musa disebut-sebut oleh sejarawan sbg tokoh penyembah Amun (Monotheis) yg terusir oleh penguasa penganut polytheis.
Kata "Amun" dalam kepercayaan Thoth/Hermes/Idris inilah yg diduga sebagai bentuk awal dari kata "Amin" dalam kepercayaan Samawi.
Sejak dulu, telah ada upaya penulisan Firman Tuhan ke berbagai bahasa, dari yg terkuno Hieroglyph, tulisan paku, huruf yunani, huruf ibrani dll. & Tentunya penyebutan kata "Tuhan" akan menjadi berbeda-beda tergantung dari bangsa siapa yg menuliskannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H