‎
"Secara substansi, saya belum menaruh harapan yang baik dari yang disampaikan Bapak Presiden," kata Arist Merdeka Sirait seusai menghadiri acara tersebut. (dikutip dari Kompas.com)‎‎
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) ini mengkritik cara Presiden Joko Widodo saat memperingati Hari Anak Nasional di halaman Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/8/2015). Menurut Arist, Presiden tidak memberikan pesan substansif apa pun dalam peringatan Hari Anak Nasional (HAN).‎
Arist menuturkan, Kongres Anak Indonesia jauh lebih konkret ketimbang apa yang disampaikan Jokowi dalam peringatan HAN. Dalam Kongres Anak Indonesia, diserukan agar semua komponen memutus mata rantai kejahatan seksual terhadap anak yang mendominasi kasus kejahatan terhadap anak.‎ (masih dikutip dari Kompas.com).
Atas penyataan bung Arist ini saya kok balik bertanya, sebenarnya Jokowi yang tidak mengerti tentang apa yang dibutuhkan anak, atau bung Arist yang kurang faham.
Padahal masyarakat awam-pun pasti tahu mana yang ‎layak disampaikan kepada anak-anak dan mana yang tidak. Bayangkan jika anak-anak usia dini itu mendengarkan presidennya menyampaikan soal tindakan seksual dan asusila.
Apa tidak sebaiknya perkataan-perkataan seperti itu hanya dibicarakan di dalam forum yang isinya hanya orang dewasa, tidak harus di depan anak-anak. Dan pastinya substansi dari perlindungan terhadap anak tidak akan hilang.
‎Apresiasi yang sangat tinggi kepada Presiden yang bisa memposisikan diri dan mengerti dengan psikologis anak. Pesan yang disampaikan di forum tersebut seperti berolahraga, belajar dan hal-hal positif lain baik bagi perkembangan pola pikir anak.
Jangan buat mereka harus berfikir keras untuk mengerti apa itu tindakan asusila, apa itu kejahatan seksual. Salam‎
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H