Mohon tunggu...
awanel id
awanel id Mohon Tunggu... Administrasi - portal berita

informasi dari kami

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Harga Jagung Anjlok, Pemerintah Daerah Bima dan Dompu ke Mana?

19 April 2024   17:28 Diperbarui: 19 April 2024   17:31 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maulana ( MENTERI ADVOKASTRAT BEM FP UNRAM?

Sekarang ini sedang marak-maraknya isu terkait anjloknya harga jual pasca panen komoditas tanaman jagung di daerah Bima dan Dompu. Isu inipun ditandai aksi demonstrasi oleh kalangan Mahasiswa dan Masyarakat. Terlebih lagi, hal ini bukanlah isu baru terjadi, namun sudah menjadi problem Masyarakat setiap tahunnya yang bahkan menjadi tradisi di daerah Bima dan Dompu. 

Seakan akan permasalahan ini menjadi lingkaran setan yang tidak dapat diselesaikan atau dicari jalan keluarnya. Sekarang kita harus bertanya, dimanakah peran pemerintah dalam menyikapi keadaan ini? Mengingat pemerintah memiliki strukutr yang paling lengkap untuk mengatasi masalah ini. Namun sayang beribu sayang permasalahan ini kian menjamur dikalangan Masyarakat.

Hal ini tentunya menuai banyak keresahan dikalangan Masyakarat, yang kemudian mereka mengekspesikan keresahannya melalui aksi demonstrasi yang mengundang gejolak seperti penutupan akses jalan dan sampai ada aksi pemukulan. Hal ini menggambarkan kekecewan para petani jagung yang berada di wilayah Bima dan Dompu.

Dikutip dari Detik Bali, dijelaskan bahwa "pada hari minggu, 14 april 2024 Harga jual Jagung pasca panen yang semulanya 4 ribu per kilogram (kg) hingga saat ini terjun bebas dengan harga mencapai 3 ribu per (kg) di daerah kab. Bima dan Dompu." Kemerosotan harga jagung ini, dilatarbelakangi oleh suplay jagung di dua daerah tersebut yang melimpah, yang pada akhirnya membuat harganya turun dikarenakan Demand nya sedikit. Tetapi mau bagaimanapun, itu bukanlah alasan yang kuat karena Indonesia masih menginpor komoditas Jagung juga. 

Alasan inipun bukan menjadi penghambat besar bagi pemerintah dalam memberikan kestabilan harga dan kepastian harga kepada para petani. Sudah sepatutnya pemerintah kabupaten (Pemkab) Bima dan Dompu mampu menangani permasalahan ini dengan serius dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, mengingat mata pencaharian Sebagian besar Masyarakat Bima dan Dompu adalah dari hasil pangan (petani). 

Takutnya jika hal ini terjadi secara terus menerus, Para petani di Bima dan Dompu tidak akan enggan melakukan hal yang lebih tragis untuk meluapkan kekecewaanya kepada pemerintahnya. Namun mungkin pemerintah kabupaten Bima dan Dompu menutup mata atau mungkin pura-pura menutup mata dalam menghadapi permasalahan ini. Oleh karenanya, saran saya kepada pemerintah agar segera turun tangan untuk menstabilkan harga jagung dan mencari tahu oknum yang telah mempermainkan harga jagung tersebut, supaya para petani tidak mengalami kerugian seperti tahun-tahun sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun