UMKM Dalam Gereja
PengembangYohana Surya Ningsih:
      Yohana Surya Ningsih atau biasa kerap dikenal di lingkungan Paroki Keluarga Kudus Atmodirono Semarang sebagai Bu Yo. Memiliki peran dalam mengembangkan UMKM di wilayah gerejanya. Beliau lahir di Semarang 18 Maret 1970 oleh pasangan Fx Rasimin dan MM Soelasih sebagai anak ke-3 dari 5 bersaudara. Beliau lahir dalam keluarga sederhana dan menempuh pendidikan Formal selama 12 tahun dan kuliah D3 di PIKAT (Pusat Informasi Katolik) dan dilanjutkan S1 di STPKAT ( Sekolah Tinggi Pastoral Kateketik)
      Bu Yo mengembangkan UMKM ketika aktif dalam UMKM Gereja Katolik Atmodirono dari tahun 2020 -- 2023, dan menjabat sebagai ketua."Sebenarnya yang jualan di Atmodirono sudah ada, tetapi belum dikoordinir dengan baik. Kebanyakan yang berjualan adalah orang-orang dari luar paroki. Sedangkan, yang dalam paroki tidak banyak yang bisa berjualan padahal mereka sangat membutuhkan tempat untuk memasarkan hasil usaha mereka. Salah satu faktor inilah, saya tertarik untuk terlibat dalam UMKM ini. Dan yang pasti tujuannya adalah Mengkoordinir umat Paroki Gereja Atmodirono yang punya usaha rumahan untuk dipasarkan." Ucapnya saat wawancara.
Selama menjadi ketua UMKM Bu Yo memiliki gagasan untuk meningkatkan pemasukkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, memberi pengetahuan dan ketrampilan tentang produksi yang dihasilkan agar lebih produktif. Program yang dilaksanakan oleh Bu Yo adalah: Mendata umat yang mempunyai usaha rumahan, menyiapkan sarana dan prasarana untuk tempat berjualan, mengadakan pelatihan-pelatihan ketrampilan memasa, agar makanan yang di buat anggota semakin bervariasi, mengadakan peringatan HPS ( Hari Pangan Sedunia ).
Bazar UMKM yang diikuti tiap wilayah di Paroki Atmodirono. Pentas seni untuk memeriahkan acara Misa Kudus HPS. Namun dalam pelaksanaan tugasnya selama tiga tahun tetap memiliki pergulatan-pergulatan atau tangtangan-tantangan. "Tantangan yang dihadapi membentuk UMKM ini seperti: Tempat jualan kurang strategis, jadi yang membeli hanya sedikit, Sulit menyamakan pendapat para anggota UMKM yang berjualan karena banyak yang sedikit egois ingin jualannya yang laku yang lain kurang diperhatikan, makanan dan minuman yang dijual tidak bervariasi, beberapa anggota hanya menitipkan makanan dan tidak mau menunggui, akhirnya kurang tenaga dan orang orang tertentu yang mau menunggui tiap waktu." Â Ujar Bu Yo kepada saya.
Bu Yo dapat mempengaruhi orang-orang dalam paroki untuk ambil bagian dalam usaha UMKM Gereja. Usaha yang awalnya hanya diikuti segelintir orang sekarang menjadi komunitas dan dapat terus berkembang. Dampak-dampak  dari pelayanan Bu Yo sebagai ketua UMKM selama 3 tahun masih dapat dirasakan bahkan ditahun 2024 ini. Contohnya seperti anggota-anggota yang semakin paham mengurus keuangan, banyak pemasaran atau iklan-iklan yang menudukung kegiatan ini, dsb. Tak lepas dari segala kesulitan-kesulitan yang dihadapi, penolakan-penolakan serta konflik yang dialami Bu Yo dapat memberdayakan pengusaha UMKM dalam paroki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H