Mohon tunggu...
M.Awan Eko Sabillah
M.Awan Eko Sabillah Mohon Tunggu... -

Seorang Suami dari Wanita Luar Biasa , Seorang Ayah dari Putri Kecil yang Mengagumkan, Dan Aku Hanya Lelaki Biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk Bidadari Kecilku

24 Juni 2010   08:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:19 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

nak,

saat engkau melonjak kegirangan,

menyambut kedatangan ayahmu, kesedihan merambatiku,

membayangkan detik-detik penantianmu...

nak,

saat menemanimu berderai tawa

ada doa moga sang waktu merangkak jenak itu

nak,

saat pekatnya malam mengantar keberangkatanku,

dan menyaksikan engkau tertidur pulas,

ada banyak mimpi yang kutitipkan padamu..

nak,

saat bundamu memberitahu,

sepagian tadi engkau memanggil-manggil namaku,

namun engkau mendapati ayahmu telah pergi.....

tiada kata yang mewakili duka ini....

nak,

ada doa tiada pupus, bahwa engkau memaafkan ayahmu...

ayahmu,

seorang lelaki pernah yang tergugu di sudut toko sepatu

membayang saat bocah,

ia pernah begitu memimpikan memiliki sepatu baru

namun baginya itu adalah sebuah mimpi...

maka,

sebuah janji diikrarkan,

tak ingin membuat bunda dan dirimu,

berseduh sedan karena kekurangan,

untukmu,

ia tukarkan setiap keringatnya,

demi menebus rejeki-Nya

untukmu,

ia titipkan doa pada angin,

agar Tuhan melindungimu senantiasa

nak,

sungguh ayah begitu menyayangimu

selalu

Tuban , Juni 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun