Dari lanjutan pekan ke 32 Liga premier Inggris dinihari tadi waktu Indonesia, Liverpool yang sudah secara resmi menjuarai Liga kasta tertinggi di negeri Ratu Elizabeth itu bertandang ke Stadion Etihad, markas juara bertahan Manchester City.Â
Sepintas terlihat sebelum pertandingan dimulai tampak hal tak biasa yaitu dilakukan sesi guard of honour yang mana sebagai bentuk perghormatan berupa membentuk barikade/barisan yang menyambut dengan tepuk tangan kepada tim yang menjuarai kompetisi ketika mulai memasuki lapangan, dalam kasus ini Manchester city dengan segenap pemain dan offisialnya memberikan itu kepada Pemain-pemain Liverpool.Â
Tak tampak keceriaan atau susana hangat ketika momen itu berlangsung. Pemain Liverpool yang mana mendapatkan hal yang sama seperti yang diterima Pemain Chelsea, MU, dan tentunya City ketika juara, tampak dingin dan serius ketika memasuki lapangan. Hal ini juga disindir oleh Pelatih City, Pep Guardiola yang tidak menyangka The kop begitu serius hingga lupa mengucapkan terima kasih kepada segenap anak asuh dan ofisialnya.Â
Mungkin 'dingin' nya sikap Liverpool dikarenakan adanya tensi tinggi persaingan kedua klub tersebut sejak musim 2013/2014, keduanya menjadi tim yang energik dan bermain cukup menghibur pecinta sepakbola dunia ketika tim-tim lain seperti Arsenal, Chelsea, dan MU sering mengalami pasang-surut dalam menunjukkan top perform nya. Dan jangan lupakan juga fakta bahwa Manchester city lah yang "merebut" titel EPL yang hampir jatuh ke tangan The Reds pada tahu 2014 dan 2019 yang lalu.Â
Namun sikap "dingin" yang ditunjukkan ketika sesi guard of honour tak terlalu terlihat lagi ketika diatas lapangan hijau. Liverpool memang bermain cukup bermain apik diawal-awal babak. Namun, bukan City kalau tidak bisa memaksimalkan kualitas pemain-pemainnya, berawal dari pelanggaran Gomez kepada Sterling di kotak penalti, "pembantaian" kepada sang juara pun dimulai.Â
Kevin de bruyne sukses mengeksekusi penalti sekaligus mencetak gol ke 12 di EPL musim ini. Berselang beberapa menit kemudian, Raheem Sterling berhasil memaksa Alisson memungut bola yang kedua kalinya, gol tersebut tercipta berkat serangan balik cepat ketika duo bek sayap Liverpool sedikit terlambat kembali ke areanya. Gol ketiga pun dikreasikan dengan baik oleh De Bruyne kepada Pemain muda masa depan Inggris Phil Foden. Walhasil skor akhir 3-0 untuk City saat turun minum.Â
Di babak kedua, Liverpool mulai kembali bernafsu untuk menyerang, namun cukup disayangkan tidak ada peluang emas berarti yang tercipta, malahan The Cityzens bisa menambah keunggulan lewat gol bunuh diri Oxlade-Chamberlain, lagi-lagi berkat kreasi De Bruyne dan Sterling. Pertandingan tetap berat sebelah meski the kop bermain dengan hampir seluruh tim utamanya. Hingga peluit panjang, skor akhir 4-0 untuk keunggulan City, sekaligus juga menjadi kekalahan kedua dan terbesar Liverpool musim ini.Â
Walaupun kalah telak, Liverpool masih punya kesempatan untuk meraih 3 poin di sisa laga musim ini, dan bukan tidak mungkin rekor 100 poin dalam semusim milik City bisa terpecahkan. Jadi selamat untuk kemenangan City, tapi sekarang Liverpool akan kembali berpesta dan angkat trofi yang sarat arti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H