Guru adalah sebuah profesi yang bertujuan memberikan pendidikan kepada generasi penerus bangsa. Guru menjadi bagian penting dalam dunia pendidikan di Indonesia, tak terkecuali guru honorer.
Guru Honorer bisa diartikan sebagai tenaga pendidik yang upah atau honorariumnya berasal dari sekolah atau yayasan, bukan dari pemerintah. Guru honorer mempunyai kewajiban yang sama dengan guru ASN/PNS tetapi untuk masalah hak, ternyata guru honorer masih jauh berada dibawah guru ASN/PNS, bahkan realitanya masih banyak guru honorer yang hanya dibayar 300-500 ribu perbulan.
“salah siapa jadi guru”, “kalau ingin kaya lebih baik jangan jadi guru”, “jadi guru itu harus ikhlas”, begitulah tanggapan yang kadang disampaikan beberapa orang ketika seorang guru honorer mencurahkan perasaannya di media sosial.
Sebagian orang menyampaikan bahwa menjadi guru itu mudah dan enak, berangkat pagi pulang siang, peserta didik libur guru juga ikut libur, pekerjaannya hanya duduk menyampaikan materi seperti yang ada di buku lalu pulang.
Bagi sebagian orang lainnya, mengatakan bahwa tugas guru bisa dibilang cukup berat, apalagi dimasa modern seperti sekarang ini, dimana informasi sangat terbuka, baik yang bersifat positif hingga negatif, dari yang membangun sampai yang merusak.
Guru harus menjadi sosok sempurna dan menjadi teladan bagi siswa-siswinya. Guru juga wajib untuk mengikuti perkembangan jaman, sehingga hal tersebut bisa diterapkan dalam pembelajaran, contohnya dalam penggunaan komputer dan alat-alat canggih lainnya yang bisa digunanakan untuk menunjang pembelajaran.
Tugas guru ternyata tidak hanya ketika pembelajaran berlangsung saja, bahkan ketika sudah dirumah pun guru masih punya pekerjaan, yaitu menyiapkan perangkat pembelajaran dan hal-hal lainnya yang berhubungan untuk mengajar esok hari.
jika kita kembali pada hakikat guru honorer sebagai manusia biasa, mereka juga sama seperti para pekerja lainnya yang membutuhkan biaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mereka juga mungkin punya keluarga yang harus dicukupi. Apakah cukup dengan penghasilan 300-500 ribu perbulan untuk memenuhi kebutuhan hidup?
Dan kenyataannya para guru honorer ini kebanyakan adalah lulusan Sarjana Pendidikan, mereka menghabiskan biaya yang cukup besar dan waktu belajar yang lebih lama hanya untuk mencapai cita-cita mereka untuk mencerdaskan anak bangsa.
Yang ditakutkan dimasa depan ketika keadaan guru masih seperti sekarang, mungkin generasi penerus tidak akan ada yang tertarik untuk menjadi guru, sehingga nanti bangsa Indonesia akan banyak kekurangan tenaga guru yang kompetensinya bagus, karena orang-orang yang kompetensinya bagus akan mencari profesi lain yang lebih menjanjikan dari segi ekonomi.
Dari sini mungkin akan ada banyak tanggapan mengenai pertanyaan yang menjadi judul tulisan ini yaitu Layakkah Guru Honorer diberi Kesejahteraan????.... Bagaimana menurut anda??? LAYAKKAH GURU HONORER DIBERI KESEJAHTERAAN???