Di hening malam yang pekat,
Burung hantu diam terpaku,
Matanya menembus kelam,
Tajam, tanpa ragu.
Dalam sunyi ia berjaga,
Mengintai setiap gerak bayang,
Bulu-bulunya tersapu angin malam,
Namun tatapannya tak pernah hilang.
Tatapan yang tahu rahasia,
Terpendam di balik malam panjang,
Menunggu waktu yang sempurna,
Untuk memburu dalam keheningan tenang.
Wahai burung malam penuh misteri,
Tatapanmu seakan menilai,
Apakah kita yang ada di bawah,
Mampu memahami malam yang tak terurai?
Engkau, sang penjaga gelap,
Dengan sayap yang tak bersuara,
Tatapan tajammu adalah tanda,
Bahwa malam memiliki mata.
Py Laba, 09 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H