Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menanti di Siang Bolong

6 Oktober 2024   06:15 Diperbarui: 6 Oktober 2024   08:11 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: bola.com)

Di bawah terik mentari yang tak beranjak,
Kutunggu sepi dalam diam yang panjang,
Angin berdesir, tapi tak membawa kabar,
Waktu seolah terhenti, tak ada yang datang.

Langit biru tak memberi pertanda,
Burung-burung pun enggan bersuara,
Di tengah siang yang menyala-nyala,
Hanya aku dan bayangku, terus menunggu.

Rindu mengalir seperti embun yang lenyap,
Menguap di tengah panas yang menyiksa,
Namun, tak jua langkahmu terdengar,
Hanya harapan yang menggantung di cakrawala.

Kupandangi jalan yang kosong tak bertepi,
Setiap detik terasa abadi,
Menanti di siang bolong, sendiri,
Seperti mimpi yang tak kunjung berakhir.

Py Laba, 06 Oktober 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Lelaki Termenung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun