Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lelaki Termenung

5 Oktober 2024   17:11 Diperbarui: 5 Oktober 2024   18:25 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: https://www.kompasiana.com)

Di sudut senja yang mulai pudar,
Seorang lelaki duduk termenung,
Tatapan kosong menghadap langit,
Di dadanya bersemayam ribuan beban.

Ia seorang ayah, penuh luka diam,
Memikirkan anak-anaknya yang bertumbuh cepat,
Istrinya yang senantiasa setia di samping,
Menjalin hari dalam derai tawa dan air mata.

Dalam hati yang tak pernah terungkap,
Ia bertanya, apakah cukup segalanya?
Mimpi-mimpi yang ia bangun tinggi,
Mampukah menjadi sayap bagi keluarga kecilnya?

Baca juga: Jiwa Seorang Lelaki

Tangannya yang kasar menggenggam harap,
Meski dunia tak selalu ramah menyapa.
Ia mengorbankan lelah tanpa suara,
Untuk senyum yang hadir di wajah mereka.

Di bawah langit malam yang tenang,
Ia berdoa dalam sunyi yang hening,
Agar masa depan yang tak terlihat,
Memberi cahaya pada langkah-langkah mereka.

Lelaki termenung, namun tak pernah menyerah,
Di setiap tarikan napasnya ada cinta,
Ia adalah pohon yang tak pernah goyah,
Memberikan keteduhan bagi keluarga tercinta.

Py Laba, 05 Oktober 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Fajar dan Petani

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun