Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menyelesaikan Konflik Tanpa Menyakiti Perasaan Pasangan

4 Oktober 2024   15:52 Diperbarui: 4 Oktober 2024   16:14 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: https://www.liputan6.com)

Membangun Empati

Empati merupakan fondasi penting dalam hubungan yang harmonis. Dengan menempatkan diri kita dalam posisi pasangan, kita bisa lebih memahami perasaan, kebutuhan, dan alasan di balik tindakan mereka. Dalam situasi konflik, cobalah untuk bertanya pada diri sendiri: "Bagaimana perasaan pasangan saya?" atau "Apa yang akan saya rasakan jika saya berada di posisinya?" Pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu kita melihat konflik dari sudut pandang yang berbeda dan menyelesaikannya dengan cara yang lebih penuh pengertian.

Empati juga memungkinkan kita untuk memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan pasangan saat konflik terjadi. Alih-alih memfokuskan diri pada siapa yang benar dan siapa yang salah, kita bisa memfokuskan diri pada bagaimana perasaan pasangan dan cara untuk memperbaiki situasi bersama.

Menjaga Bahasa Tubuh dan Nada Bicara

Saat menyelesaikan konflik, seringkali bukan hanya apa yang kita katakan yang penting, tetapi juga bagaimana kita mengatakannya. Bahasa tubuh dan nada bicara dapat menyampaikan banyak hal yang terkadang lebih kuat daripada kata-kata itu sendiri. Nada bicara yang keras atau sarkastik, gerakan tubuh yang defensif seperti melipat tangan, atau tatapan yang tidak bersahabat dapat memperburuk suasana, bahkan jika kata-kata yang kita gunakan netral.

Cobalah untuk tetap tenang dalam nada bicara dan usahakan agar bahasa tubuh tetap terbuka. Sentuhan kecil seperti memegang tangan pasangan saat berbicara bisa menenangkan suasana dan membuat percakapan lebih hangat. Menggunakan nada yang lembut dan bahasa tubuh yang mendukung dapat menunjukkan bahwa kita ingin menyelesaikan konflik dengan damai, bukan memperkeruh suasana.

Memaafkan dan Melupakan

Setelah konflik selesai, salah satu hal tersulit adalah melepaskan amarah dan benar-benar memaafkan. Banyak pasangan yang menyelesaikan konflik di permukaan, tetapi masih menyimpan rasa sakit hati di dalam hati mereka. Hal ini bisa menjadi bom waktu yang pada akhirnya meledak di kemudian hari.

Memaafkan dengan tulus adalah langkah penting untuk menjaga hubungan tetap sehat. Ini bukan hanya tentang melupakan konflik yang telah terjadi, tetapi juga tentang melepaskan dendam atau kemarahan yang tersisa. Dengan memaafkan, kita memberikan ruang bagi hubungan untuk tumbuh dan berkembang tanpa bayangan masa lalu yang mengganggu.

Komitmen untuk Bertumbuh Bersama

Menyelesaikan konflik tanpa menyakiti perasaan pasangan juga berarti berkomitmen untuk terus bertumbuh bersama dalam hubungan. Setiap konflik adalah peluang untuk belajar tentang diri kita sendiri dan pasangan kita. Dengan komitmen untuk memperbaiki diri dan belajar dari setiap masalah yang muncul, kita bisa memperkuat ikatan hubungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun