Saat fajar menyapa dengan sinar lembut,
Di ufuk timur, harapan perlahan terwujud.
Langit berwarna jingga menyelimuti pagi,
Petani bangkit, mengawali hari penuh janji.
Cangkul di pundak, langkahnya mantap,
Di hamparan sawah, ia tak pernah lelah tetap.
Bumi diolah dengan tangan penuh kasih,
Menyemai benih, hidup di ladang pun bersih.
Embun membasuh wajah yang penuh peluh,
Namun senyum di bibirnya tak pernah runtuh.
Setiap butir padi yang tumbuh subur,
Adalah bukti cinta pada alam yang makmur.
Sementara fajar terus beranjak tinggi,
Petani berdoa, panen takkan terganti.
Di setiap tetes keringat yang jatuh di tanah,
Terselip doa pada Sang Pemilik anugerah.
Fajar dan petani, sebuah kisah abadi,
Tentang ketulusan yang tak pernah berhenti.
Di bawah langit pagi yang terus berputar,
Hidup sederhana, penuh syukur yang besar.
04 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H