Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Fajar dan Petani

4 Oktober 2024   05:15 Diperbarui: 4 Oktober 2024   08:11 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: https://kebajikandalamkehidupan.blogspot.com)

Saat fajar menyapa dengan sinar lembut,
Di ufuk timur, harapan perlahan terwujud.
Langit berwarna jingga menyelimuti pagi,
Petani bangkit, mengawali hari penuh janji.

Cangkul di pundak, langkahnya mantap,
Di hamparan sawah, ia tak pernah lelah tetap.
Bumi diolah dengan tangan penuh kasih,
Menyemai benih, hidup di ladang pun bersih.

Embun membasuh wajah yang penuh peluh,
Namun senyum di bibirnya tak pernah runtuh.
Setiap butir padi yang tumbuh subur,
Adalah bukti cinta pada alam yang makmur.

Baca juga: Cahaya Fajar

Sementara fajar terus beranjak tinggi,
Petani berdoa, panen takkan terganti.
Di setiap tetes keringat yang jatuh di tanah,
Terselip doa pada Sang Pemilik anugerah.

Fajar dan petani, sebuah kisah abadi,
Tentang ketulusan yang tak pernah berhenti.
Di bawah langit pagi yang terus berputar,
Hidup sederhana, penuh syukur yang besar.

04 Oktober 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun