Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ketika Istri Menjadi Atasan, Menjaga Profesionalisme dan Harmoni dalam Hubungan

3 Oktober 2024   11:25 Diperbarui: 3 Oktober 2024   11:40 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era modern ini, peran perempuan di dunia kerja telah mengalami perubahan yang signifikan. Perempuan tidak hanya berkecimpung dalam pekerjaan domestik, tetapi juga aktif di berbagai sektor profesional, bahkan sering kali menduduki posisi-posisi strategis di perusahaan. Salah satu dinamika yang kerap muncul adalah ketika seorang istri menjadi atasan di tempat kerja yang sama dengan suaminya. Situasi ini memunculkan tantangan tersendiri dalam hal menjaga keseimbangan antara peran profesional dan personal.

1. Perubahan Peran dan Dinamika di Tempat Kerja

Ketika seorang istri menjadi atasan di tempat kerja yang sama dengan suaminya, situasi ini tentu menuntut perubahan cara pandang dan perilaku, baik bagi istri maupun suami. Istri yang berperan sebagai atasan harus tetap profesional dalam membimbing dan memberikan arahan kepada suaminya di kantor, sementara suami harus belajar untuk menerima peran ini tanpa merasa terancam atau terganggu harga dirinya.

Dalam budaya yang masih menjunjung tinggi patriarki, situasi ini bisa terasa tidak biasa atau bahkan menantang bagi beberapa pasangan. Suami mungkin merasa canggung, sementara istri merasa tertekan untuk menunjukkan profesionalisme di depan karyawan lainnya. Di sinilah kedewasaan emosional dan kemampuan berkomunikasi menjadi kunci utama.

2. Tantangan Profesionalisme

Salah satu tantangan utama dalam situasi ini adalah menjaga profesionalisme di tempat kerja. Istri yang menjadi atasan harus berusaha keras untuk bersikap adil dan objektif terhadap suaminya, seperti terhadap karyawan lainnya. Hal ini termasuk dalam hal memberikan tugas, evaluasi kinerja, dan pengambilan keputusan. Menunjukkan keberpihakan atau sikap lunak terhadap suami di depan kolega lainnya bisa mengundang kecemburuan dan ketidakadilan di antara tim. Sebaliknya, terlalu keras atau ketat terhadap suami di tempat kerja demi menjaga citra profesional juga bisa menimbulkan ketegangan dalam hubungan personal.

Suami juga harus mampu bersikap profesional dengan tidak memanfaatkan kedekatan personal untuk mendapatkan keistimewaan di tempat kerja. Ia perlu menunjukkan kinerja yang baik tanpa bergantung pada status istri sebagai atasan. Tantangan ini memerlukan kedewasaan dalam menempatkan peran profesional di atas hubungan pribadi saat berada di kantor.

3. Memisahkan Peran di Rumah dan Kantor

Kesulitan lain yang dihadapi pasangan dalam situasi ini adalah memisahkan peran di rumah dan di kantor. Di rumah, hubungan suami-istri biasanya diwarnai dengan dinamika yang lebih personal dan emosional, sementara di kantor, hubungan tersebut berubah menjadi hubungan atasan dan bawahan yang profesional. Kesuksesan pasangan dalam menjalani peran ini bergantung pada kemampuan mereka untuk memisahkan urusan kantor dan rumah.

Contoh konkret adalah menghindari pembicaraan tentang pekerjaan saat berada di rumah. Meskipun pekerjaan mungkin menyita banyak waktu dan pikiran, pasangan harus bisa membuat batas yang jelas antara kehidupan profesional dan personal. Hal ini penting agar hubungan suami-istri tidak terbebani oleh konflik yang mungkin terjadi di tempat kerja. Jika batas-batas ini tidak dijaga, ketegangan yang terjadi di kantor bisa dengan mudah terbawa ke dalam kehidupan rumah tangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun