Dikala Fajar Mulai menepi,
Aku melayang dalam do'a tanpa henti.
Kucari jejak-Mu di antara sisa bintang-bintang,
Namun langit terdiam, seolah enggan berkata terang.
Rindu ini, rindu tak berwajah,
Menjalar di hati, lembut namun meresah.
Bagai angin sepoi yang tak tersentuh,
Namun setiap hela nafas, kuharap Kau merengkuh.
Di tiap sujud, kulantunkan nama-Mu,
Seiring dengan harap, semoga Kau tak jemu.
Kehadiran-Mu kurindukan lebih dari apapun,
Dalam kesunyian, Kau-lah yang kudamba dalam diam.
Waktu terus berjalan, tak mengenal batas,
Namun rindu ini, tak pernah kandas.
Aku menanti-Mu dalam setia yang tak terperi,
Sebab hanya dengan-Mu, hidupku berarti.
Ya Tuhan, akankah Engkau mendekap raga ini?
Di dalam hadirat-Mu, jiwaku ingin bersemi.
Sebab tak ada yang lebih kuingini,
Selain merasakan kehadiran-Mu, di setiap detik hidup ini.
Py Laba, 3 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H