Di era digital seperti sekarang, hoaks sangat mudah tersebar melalui media sosial. Kandidat harus mampu membentuk tim khusus yang berfungsi untuk memantau dan memerangi penyebaran hoaks, baik yang menyerang dirinya maupun yang menyerang lawan politik. Hal ini menunjukkan komitmen kandidat dalam menjaga integritas dan kejujuran dalam Pilkada.
Melibatkan Tokoh Masyarakat dan Ulama
Strategi lain yang dapat membantu menghindari konflik dalam Pilkada adalah melibatkan tokoh masyarakat, ulama, atau pemimpin agama. Mereka memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas sosial dan moral masyarakat. Dengan melibatkan tokoh masyarakat, kandidat dapat membangun kepercayaan dan legitimasi di mata masyarakat.
Tokoh-tokoh ini juga dapat berfungsi sebagai mediator apabila terjadi gesekan di antara para pendukung. Peran mereka dalam mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga kedamaian dan tidak mudah terprovokasi sangat vital dalam menjaga Pilkada tetap kondusif.
Selain itu, dengan dukungan dari tokoh masyarakat dan ulama, kandidat bisa memperkuat kampanye yang bersifat edukatif dan persuasif. Hal ini lebih efektif dibandingkan kampanye yang berorientasi pada pembentukan opini negatif tentang lawan politik.
Menjaga Sikap dan Ucapan
Dalam Pilkada, sikap dan ucapan kandidat sangat berpengaruh terhadap suasana kompetisi. Kandidat yang tidak mampu menjaga sikap dan ucapannya berpotensi memicu ketegangan, baik di antara kandidat itu sendiri maupun di antara para pendukungnya. Oleh karena itu, kandidat harus menunjukkan sikap yang bijaksana, tegas, namun tetap santun.
Saat berdebat atau bertukar pendapat dengan lawan politik, kandidat harus mampu menjaga ketenangan dan tidak terpancing untuk menyerang secara personal. Menghindari provokasi dan serangan verbal yang tidak perlu adalah kunci dalam menjaga suasana Pilkada tetap damai. Di sini, peran tim sukses juga penting untuk memberikan pengarahan yang baik kepada kandidat mengenai etika berkomunikasi selama masa kampanye.
Edukasi Politik kepada Masyarakat
Strategi pemenangan yang beretika juga harus melibatkan edukasi politik kepada masyarakat. Masyarakat harus diberikan pemahaman bahwa perbedaan pilihan politik adalah hal yang wajar dalam demokrasi. Selain itu, masyarakat juga harus diajarkan untuk tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak jelas kebenarannya.
Dengan memberikan edukasi politik, masyarakat akan lebih rasional dalam menentukan pilihannya. Mereka akan memilih berdasarkan pertimbangan objektif terhadap kualitas kandidat, bukan karena pengaruh kampanye negatif atau tekanan sosial. Kandidat yang mampu membangun kampanye edukatif akan lebih dihargai oleh masyarakat karena menunjukkan komitmennya untuk membangun budaya politik yang sehat.