Di pagi yang hening kutulis rinduku,
Di atas kertas putih tanpa warna selain dirimu,
Tiap bait adalah doa, tiap kata adalah harapan,
Kepadamu, kekasih, tempat segala asa kutumpukan.
Malam tak lagi sepi dengan namamu bergaung,
Cintamu bak bintang, menghiasi langit yang bergemuruh,
Menghapus gulita di jiwaku yang pernah rapuh,
Membawa hangat yang abadi di setiap langkahku menujumu.
Kau adalah senja yang kurindu setiap petang,
Memberi warna di saat hati mulai bimbang,
Dalam pelukmu kutemukan damai tanpa tepi,
Kita bersama, hingga waktu tak lagi mengenal diri.
Surat ini adalah janjiku, kekasih,
Untuk mencintaimu di setiap detik yang beranjak pergi,
Seperti angin yang selalu setia menyapa bumi,
Cinta kita abadi, melampaui batas dunia ini.
Dan bila suatu hari jarak merentang di antara kita,
Tak perlu risau, tak perlu ada duka,
Sebab hatiku telah kau genggam sepenuhnya,
Di mana pun kau berada, di sanalah cinta ini bersemayam selamanya.
Setiap detak waktu adalah nada yang kita rangkai,
Melodi kebahagiaan yang tak pernah usai,
Aku percaya, meski badai menghadang,
Cinta kita kuat, seperti karang tak lapuk oleh ombak yang datang.
Dalam senyum dan tangis, kau tetap pelitaku,
Di setiap malam kelam, kau adalah bintang yang kutuju,
Dan surat ini hanyalah pengantar rasa,
Untuk mengingatkanmu bahwa cinta kita tak akan pernah pudar, selamanya.
Py Laba, 26 Maret 2024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI