Teknologi juga telah mengubah cara kita berinvestasi dan merencanakan keuangan. Dulu, investasi saham atau reksadana mungkin terdengar rumit dan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang dengan pengetahuan mendalam tentang pasar keuangan. Namun, dengan adanya platform investasi digital, siapa pun dapat mulai berinvestasi dengan mudah hanya dengan modal kecil.
Aplikasi seperti Ajaib, Bibit, dan Bareksa di Indonesia, serta Robinhood dan eToro di pasar global, memungkinkan pengguna untuk berinvestasi dalam saham, reksadana, dan instrumen keuangan lainnya hanya dengan beberapa kali klik. Platform ini tidak hanya menyediakan akses yang mudah, tetapi juga edukasi investasi untuk membantu pengguna memahami risiko dan potensi keuntungan dari investasi yang mereka lakukan.
Selain itu, teknologi juga memungkinkan hadirnya layanan robo-advisor, di mana algoritma otomatis digunakan untuk memberikan saran investasi berdasarkan profil risiko dan tujuan keuangan pengguna. Hal ini membantu individu yang mungkin tidak memiliki waktu atau pengetahuan mendalam untuk melakukan investasi sendiri, sehingga mereka tetap dapat mengelola portofolio investasi mereka secara efektif.
Cryptocurrency dan Teknologi Blockchain
Salah satu inovasi teknologi paling revolusioner dalam bidang keuangan adalah munculnya cryptocurrency seperti Bitcoin, Ethereum, dan lainnya. Cryptocurrency menggunakan teknologi blockchain, yaitu sistem terdesentralisasi yang aman dan transparan untuk mencatat transaksi keuangan. Tidak seperti mata uang konvensional yang diatur oleh bank sentral, cryptocurrency tidak dikendalikan oleh satu pihak, sehingga memberikan kebebasan lebih dalam transaksi.
Meskipun cryptocurrency masih tergolong baru dan kontroversial, banyak orang yang melihat potensi besar dari teknologi ini, baik untuk investasi maupun sebagai alternatif mata uang. Beberapa negara bahkan mulai mengembangkan mata uang digital mereka sendiri, seperti Yuan Digital di Tiongkok.
Namun, seperti investasi pada umumnya, cryptocurrency juga memiliki risiko tinggi. Fluktuasi harga yang sangat cepat dan tidak stabil sering kali membuat investasi ini berisiko, terutama bagi pemula. Selain itu, meskipun blockchain dianggap aman, masih ada ancaman seperti pencurian aset digital melalui peretasan atau penipuan di platform yang kurang terjamin keamanannya.
Tantangan Literasi Keuangan di Era Digital
Meskipun teknologi telah membuat pengelolaan keuangan menjadi lebih mudah, cepat, dan efisien, tidak semua orang dapat langsung beradaptasi dengan perubahan ini. Tantangan terbesar yang muncul adalah masalah literasi keuangan digital. Banyak orang yang mungkin paham tentang cara menggunakan aplikasi perbankan atau dompet digital, tetapi kurang memahami risiko yang mungkin muncul, terutama dalam hal keamanan data dan privasi.
Selain itu, dengan kemudahan yang ditawarkan teknologi, ada juga risiko terjadinya pengeluaran yang tidak terkendali. Misalnya, penggunaan kartu kredit virtual atau fasilitas pay later yang ditawarkan oleh banyak e-commerce bisa mendorong orang untuk berbelanja lebih banyak tanpa memperhitungkan kemampuan keuangan mereka. Ini bisa mengarah pada masalah utang yang sulit diatasi jika tidak dikelola dengan bijak.
Penutup