Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jejak-Jejak Kematian

6 September 2024   18:36 Diperbarui: 6 September 2024   18:37 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: mengerti.id)

Malam itu hujan turun dengan deras, membasahi seluruh kota yang sudah tenggelam dalam kegelapan. Di balik jendela kaca yang berembun, seorang pria berdiri terpaku. Matanya menatap nanar ke luar, seolah mencari sesuatu di balik bayangan hujan yang jatuh tanpa henti. Namanya adalah David, seorang detektif yang sudah kenyang pengalaman dalam menghadapi berbagai kasus kriminal, namun malam itu hatinya tak tenang. Ada sesuatu yang mengusik pikirannya.

"David," suara seorang perempuan memecah keheningan. "Kau baik-baik saja?"

David menoleh, melihat Putri, rekannya di kepolisian yang sudah bekerja bersamanya selama lebih dari lima tahun. Wajahnya menunjukkan kekhawatiran. David mengangguk pelan, mencoba menghilangkan kegelisahan dari raut wajahnya.

"Ada apa sebenarnya?" tanya Putri lagi, tak puas dengan jawaban singkat itu.

David menghela napas panjang. "Kasus ini... Ada yang aneh. Terlalu banyak kejanggalan."

Putri mengangguk. "Kau bicara tentang kasus pembunuhan berantai yang terjadi selama tiga bulan terakhir?"

"Ya," jawab David, sambil melangkah menuju papan besar yang penuh dengan peta, foto, dan catatan kecil. "Semua korban ditemukan dalam keadaan yang sama: tewas dengan luka di bagian leher dan tangan mereka diikat. Tapi tak ada tanda-tanda kekerasan lain atau jejak pelaku."

Putri mengamati papan itu dengan seksama. "Kita sudah memeriksa segala kemungkinan. Kamera CCTV, sidik jari, DNA, semua nihil. Pelakunya sangat berhati-hati."

David mengangguk, lalu menunjuk ke satu peta yang terpasang di tengah papan. "Lihat ini. Semua pembunuhan terjadi di sekitar area yang sama, membentuk pola melingkar."

Putri memicingkan mata, mencoba melihat lebih jelas. "Pola ini... seperti simbol."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun