Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menghilangkan Gaya Apartheid Baru di Sekolah, Membangun Kesetaraan dalam Pendidikan

6 September 2024   08:27 Diperbarui: 6 September 2024   08:31 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era modern ini, kita mungkin menganggap apartheid sebagai suatu sejarah yang telah berlalu, terutama setelah peristiwa bersejarah di Afrika Selatan yang menandai berakhirnya politik apartheid pada tahun 1994. Namun, bentuk-bentuk diskriminasi serupa yang secara terang-terangan mengasingkan kelompok tertentu berdasarkan ras, agama, atau latar belakang sosial-ekonomi masih kerap muncul di berbagai belahan dunia, termasuk di lingkungan sekolah. 

Bentuk diskriminasi ini, yang sering kali disebut sebagai "gaya apartheid baru," terjadi secara halus namun nyata. Untuk menciptakan sekolah yang inklusif, semua pihak perlu mengambil langkah proaktif untuk menghapus diskriminasi dan ketidaksetaraan dalam pendidikan.

Memahami Gaya Apartheid Baru di Sekolah

Gaya apartheid baru di sekolah mengacu pada tindakan diskriminatif atau eksklusi terhadap siswa berdasarkan ras, agama, gender, atau status sosial-ekonomi. Tindakan ini sering kali tidak disadari, tetapi memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan mental dan emosional siswa yang terdampak. 

Misalnya, siswa dari latar belakang ekonomi yang kurang mampu mungkin merasa terpinggirkan karena tidak mampu mengikuti ekstrakurikuler atau kegiatan yang memerlukan biaya tambahan. Siswa dari kelompok minoritas agama atau etnis bisa menghadapi stereotip negatif atau kurangnya pengakuan terhadap identitas mereka di kurikulum dan kegiatan sekolah.

Contoh lain dari apartheid baru ini termasuk segregasi informal, di mana siswa dari latar belakang yang berbeda secara tidak langsung dipisahkan dalam kelas yang berbeda, baik melalui pengelompokan akademis atau kebijakan penerimaan sekolah. 

Hal ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan dalam akses ke sumber daya pendidikan yang berkualitas. Lebih parah lagi, ada juga diskriminasi dalam bentuk penanganan disiplin, di mana siswa dari kelompok tertentu mungkin mendapat hukuman lebih berat dibandingkan siswa lain untuk pelanggaran yang sama.

Dampak Negatif dari Gaya Apartheid Baru di Sekolah

Dampak dari gaya apartheid baru ini sangat merusak dan jauh lebih dalam daripada yang terlihat di permukaan. Pertama, diskriminasi semacam ini dapat mempengaruhi pencapaian akademik siswa yang terkena dampak. 

Ketika siswa merasa tidak diterima atau dianggap berbeda, mereka mungkin kehilangan motivasi untuk belajar, merasa tidak memiliki potensi, atau bahkan memutuskan untuk putus sekolah. Hal ini juga menghambat perkembangan sosial dan emosional mereka, yang penting untuk keberhasilan mereka di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun