Maafkan aku, untuk janji yang belum kunjung kutepati,
Untuk mimpi-mimpi yang masih berlayar tanpa arah pasti,
Di antara ribuan kata, ada yang terhenti di bibir,
Seperti doa yang tersangkut di sudut sunyi, tak terucap,
Maafkan aku, yang hanya bisa menundukkan kepala,
Saat kau menanti senyum yang hilang dalam gulungan waktu,
Aku tahu harapanmu terbungkus dalam sabar yang tak bertepi,
Tapi langkahku terseok, jalanku berkelok dalam keraguan,
Kau telah memberi cinta yang tak terbatas,
Dan aku, hanya menawarkan harap di udara,
Tak ada yang ingin kulakukan selain membuatmu bangga,
Namun, sayang, maafkan aku yang belum mampu,
Kuingin kau tahu, di dalam hatiku kau bertahta,
Segala lelahmu adalah pelita yang menyala di kegelapan,
Aku berjanji, akan terus berjalan, tak akan pernah berhenti,
Hingga kelak, kutemukan caraku untuk membahagiakanmu,
Maafkan aku untuk segala yang tak sempurna ini,
Tapi jangan pernah ragu, dalam hati kau abadi,
Dalam usaha yang tiada henti, kuingin kau tahu,
Suatu hari nanti, akan kubayar lunas dengan segenap hidupku.
Py Laba, 06 September 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H