Bunda,
Di mana angin lembut menyapa sunyi
Di situlah kau berdiam, teduh tanpa beban
Serasa tak ada badai yang menghantammu lagi
Wajahmu tenang, serupa pelangi sehabis hujan
Kudengar kau tertawa dari kejauhan
Di balik awan, di antara bintang-bintang
Namun, langkahku terhenti di batas mimpi
Kita tak bersua, meski dalam ilusi
Bunda,
Kau nampak damai di sana
Bagaikan doa-doa yang menggantung di langit
Setiap malam kucoba mencarimu
Tapi rinduku terjebak di ujung pagi
Tak ada tempat untukku mengetuk pintu
Tak ada jalan menuju pelukanmu lagi
Hanya bisik doa yang mengantar
Dan kuharap kau mendengarnya, meski samar
Bunda,
Tenanglah kau di sana
Jika air mataku tak dapat kau lihat
Biarlah senyum ini jadi penutup luka
Karena dalam setiap sujud, kau ada, tak pernah hilang
Kita mungkin tak bersua, meski dalam mimpi
Namun, kau tetap hidup dalam setiap denyut jantungku
Dan meski jarak ini tak terukur lagi
Aku yakin, kasihmu masih mengalir dalam darahku.
Py Laba, 03 September 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H