Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mentari di Akhir Agustus

31 Agustus 2024   18:27 Diperbarui: 31 Agustus 2024   18:30 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di ujung Agustus, mentari beranjak malas,
Menyusuri langit yang perlahan berwarna abu,
Seperti perasaan yang rindu tetapi tak berbalas,
Menggenggam harapan yang tersisa pada daun-daun layu.

Mentari mengintip dari balik awan tipis,
Menghangatkan tanah yang mulai dingin oleh gugur dedaunan,
Seakan tahu betapa rindu ini tak pernah habis,
Menanti sentuhan hangat yang dulu pernah terasa di tangan.

Pada akhir Agustus, waktu seperti berlari,
Menyisakan kenangan dalam setiap desah angin,
Mengingatkan hati pada perjalanan yang telah pergi,
Saat matahari membakar, saat malam-malam begitu dingin.

Baca juga: Doa dan Harapan

Mentari di akhir Agustus, engkau seperti janji,
Yang belum terpenuhi, yang selalu dinanti,
Membawa serta kabar tentang musim yang berganti,
Menyapa setiap jiwa yang mencari dan menanti.

Ku lihat engkau menggeliat di ujung langit sore,
Mengintip malu-malu, sebelum akhirnya tenggelam,
Seperti rahasia yang tak pernah selesai diucapkan,
Seperti perasaan yang tak pernah menemukan jalan.

Di akhir Agustus, kau bersinar dengan warna pudar,
Namun tetap indah, dengan segala keterbatasan,
Seperti cinta yang tetap bertahan meski waktu beredar,
Seperti jiwa yang tetap hidup meski dunia mulai kelam.

Baca juga: Cahaya Abadi

Mentari, kau ajarkan pada hati yang resah,
Bahwa setiap akhir adalah permulaan yang tertunda,
Bahwa di setiap senja, ada pagi yang tak pernah patah,
Menanti saatnya untuk kembali membawa cahaya.

Dan di akhir Agustus ini, kupegang erat makna,
Bahwa hidup adalah menanti dan menyambut,
Meski hari kian singkat, meski malam kian lama,
Kau selalu hadir, meski hanya dalam sejumput.

Kau mentari di akhir Agustus,
Yang tetap setia menghangatkan, meski sebentar,
Yang tetap mencintai, meski harus pergi,
Dan aku, akan selalu menanti.

Py Laba, 31 Agustus 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun