Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menegakkan Disiplin Siswa dengan Cara Persuasif

26 Agustus 2024   08:12 Diperbarui: 26 Agustus 2024   08:17 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: smkn6solo.sch.id)

Disiplin adalah fondasi penting dalam dunia pendidikan, yang berperan besar dalam membentuk karakter dan kepribadian siswa. Namun, penerapan disiplin di sekolah sering kali menjadi tantangan bagi pendidik. Cara yang digunakan untuk menegakkan disiplin akan mempengaruhi efektivitasnya dan dampak jangka panjang terhadap siswa. 

Dalam konteks ini, pendekatan persuasif menjadi salah satu metode yang dianggap efektif dalam menegakkan disiplin, karena menempatkan siswa sebagai subjek aktif yang memahami pentingnya disiplin daripada hanya sebagai objek yang harus mematuhi aturan.

Memahami Disiplin Persuasif

Pendekatan persuasif dalam menegakkan disiplin adalah metode yang menggunakan dialog, komunikasi, dan pemahaman untuk mendorong siswa agar berperilaku sesuai dengan norma dan aturan yang telah ditetapkan. 

Cara ini berfokus pada mengajak siswa memahami mengapa aturan dibuat dan apa manfaatnya bagi mereka, bukan hanya sekadar memaksakan kepatuhan tanpa penjelasan. Disiplin persuasif bertujuan untuk menciptakan kesadaran diri dan tanggung jawab dalam diri siswa, sehingga mereka memiliki motivasi internal untuk mematuhi aturan.

Pentingnya Pendekatan Persuasif dalam Disiplin

Pendekatan persuasif sangat penting dalam proses pendidikan karena beberapa alasan:

  1. Menghargai Martabat Siswa: Dengan menggunakan metode persuasif, guru menghargai siswa sebagai individu yang memiliki hak untuk memahami dan terlibat dalam proses pembentukan aturan. Ini akan membuat siswa merasa dihargai dan lebih mungkin untuk mematuhi aturan dengan sukarela.
  2. Meningkatkan Kesadaran Diri: Ketika siswa diajak untuk memahami alasan di balik aturan, mereka akan lebih sadar akan konsekuensi dari tindakan mereka. Kesadaran ini akan membantu siswa dalam pengambilan keputusan yang lebih baik di masa depan.
  3. Membentuk Karakter Positif: Disiplin yang diterapkan secara persuasif membantu dalam pembentukan karakter siswa. Siswa belajar untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka dan memahami pentingnya mematuhi aturan untuk kebaikan bersama.
  4. Mengurangi Resistensi: Siswa cenderung menolak aturan yang dipaksakan tanpa penjelasan. Namun, jika mereka memahami alasan di balik aturan tersebut dan merasa diajak berdiskusi, resistensi terhadap aturan akan berkurang.
  5. Membangun Hubungan Positif: Pendekatan persuasif mempromosikan komunikasi dua arah antara guru dan siswa. Hubungan yang terbentuk dari komunikasi yang baik ini akan menciptakan lingkungan belajar yang lebih harmonis dan kondusif.

Strategi Menerapkan Disiplin Persuasif

Untuk menerapkan disiplin persuasif secara efektif, ada beberapa strategi yang dapat digunakan oleh guru:

  1. Dialog Terbuka: Guru harus menciptakan ruang untuk dialog terbuka dengan siswa mengenai aturan yang ada. Diskusi ini bisa dilakukan dalam bentuk pertemuan kelas atau sesi khusus di mana siswa dapat mengajukan pertanyaan dan memberikan masukan.
  2. Penjelasan Kontekstual: Setiap aturan yang dibuat harus dijelaskan dalam konteks yang relevan bagi siswa. Misalnya, aturan untuk tidak menggunakan ponsel di kelas harus dijelaskan dengan menekankan bagaimana hal itu bisa mengganggu konsentrasi belajar.
  3. Contoh Nyata: Guru bisa memberikan contoh nyata tentang bagaimana kepatuhan terhadap aturan berdampak positif, baik di dalam maupun di luar sekolah. Misalnya, siswa yang disiplin dalam belajar akan lebih sukses dalam ujian dan kehidupan profesional nanti.
  4. Penguatan Positif: Memberikan penghargaan atau pujian kepada siswa yang mematuhi aturan dengan baik akan memotivasi siswa lain untuk melakukan hal yang sama. Penguatan positif lebih efektif daripada hukuman dalam menciptakan kebiasaan baik.
  5. Keterlibatan Siswa dalam Membuat Aturan: Mengajak siswa untuk terlibat dalam proses pembuatan aturan akan meningkatkan rasa memiliki terhadap aturan tersebut. Mereka akan lebih cenderung mematuhi aturan yang mereka ikut serta membuatnya.
  6. Pendekatan Individual: Setiap siswa berbeda, dan pendekatan persuasif harus disesuaikan dengan kebutuhan individu. Guru harus mengenali karakteristik masing-masing siswa dan menggunakan pendekatan yang paling sesuai.
  7. Pembinaan Karakter Secara Terus-Menerus: Disiplin persuasif bukan hanya tentang aturan, tetapi juga tentang pembinaan karakter jangka panjang. Guru harus terus-menerus membimbing siswa dalam membangun nilai-nilai positif yang mendukung disiplin diri.

Tantangan dalam Menerapkan Disiplin Persuasif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun