Luka ini terlalu dalam,
Menggores hati yang rapuh,
Menyayat jiwa dalam diam,
Meninggalkan perih tanpa peluh.
Air mata mengalir tanpa suara,
Menumpahkan rindu yang membisu,
Menggenang di palung rasa,
Tak kunjung surut, tak pernah berlalu.
Semua kata seakan hampa,
Tak mampu ungkapkan derita,
Setiap kenangan hanya tersisa,
Menyayat lebih dalam, menghujam nyata.
Waktu seakan berhenti di sini,
Di titik paling sunyi dan kelam,
Namun luka ini, tetap abadi,
Membekas di hati, semakin dalam.
Aku berjuang merangkai senyum,
Menutupi perih yang tak terbendung,
Tapi luka ini terlalu dalam,
Tak tersentuh oleh waktu yang berlalu diam.
Py Laba, 25 Agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H