Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengajarkan Rasa Malu yang Sehat, Kunci Pembentukan Karakter dan Moral Anak

23 Agustus 2024   14:39 Diperbarui: 23 Agustus 2024   14:53 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: https://kids.grid.id)

Rasa malu adalah emosi yang kompleks, namun memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian seseorang. Mengajarkan rasa malu kepada anak-anak adalah salah satu aspek penting dari pendidikan moral dan sosial yang sering kali diabaikan dalam pendidikan modern. Rasa malu yang sehat dapat membantu anak-anak mengembangkan rasa tanggung jawab, empati, serta kemampuan untuk menilai tindakan mereka secara kritis.

Rasa Malu sebagai Bentuk Kontrol Diri

Rasa malu sering kali dianggap sebagai emosi negatif, tetapi dalam dosis yang tepat, rasa malu berfungsi sebagai mekanisme kontrol diri yang efektif. Rasa malu membantu anak-anak memahami batasan sosial dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Ketika anak merasa malu setelah melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan norma-norma tersebut, mereka cenderung merenungkan tindakan mereka dan belajar untuk tidak mengulanginya di masa depan.

Misalnya, jika seorang anak merasa malu karena telah berbohong atau melakukan sesuatu yang tidak jujur, rasa malu ini dapat mendorong mereka untuk lebih berhati-hati dalam bertindak. Dengan kata lain, rasa malu dapat berfungsi sebagai rem moral yang membantu anak untuk menahan diri dari perilaku yang tidak pantas. Tanpa rasa malu, anak-anak mungkin akan kesulitan untuk mengembangkan kesadaran diri yang kuat, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan perilaku yang kurang bertanggung jawab di masa dewasa.

Rasa Malu dan Empati

Mengajarkan rasa malu juga berkaitan erat dengan pengembangan empati pada anak. Ketika seorang anak merasa malu karena menyakiti perasaan orang lain, ini menunjukkan bahwa mereka mulai memahami dan menghargai perspektif orang lain. Empati adalah kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dan merupakan komponen penting dalam hubungan sosial yang sehat.

Anak-anak yang diajarkan untuk merasakan rasa malu ketika mereka menyakiti orang lain cenderung lebih peka terhadap perasaan orang di sekitar mereka. Mereka lebih mungkin untuk menghindari tindakan yang dapat melukai perasaan orang lain dan lebih cenderung berperilaku dengan cara yang lebih peduli dan penuh kasih. Dengan demikian, rasa malu yang sehat dapat membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang lebih berempati dan bertanggung jawab secara sosial.

Rasa Malu dan Pengembangan Kepribadian

Rasa malu juga berperan penting dalam pengembangan kepribadian anak. Anak-anak yang memiliki rasa malu yang sehat cenderung lebih introspektif dan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menilai tindakan mereka sendiri. Mereka mampu melihat kelemahan dan kekuatan mereka dengan lebih objektif, yang membantu mereka untuk terus berkembang dan menjadi individu yang lebih baik.

Rasa malu yang sehat dapat mendorong anak untuk terus belajar dan berkembang. Misalnya, seorang anak yang merasa malu karena nilai buruk di sekolah mungkin akan termotivasi untuk belajar lebih keras agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Sebaliknya, anak yang tidak memiliki rasa malu mungkin tidak akan merasa terdorong untuk memperbaiki diri, karena mereka tidak merasakan dampak emosional dari kegagalan atau kesalahan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun