Di hamparan langit yang biru terhampar luas,
Terpancar sinar mentari memeluk bumi,
Hembusan angin membawa aroma musim,
Mengajarkan kita arti syukur tak bertepi.
Setetes hujan menyentuh tanah kering,
Menyuburkan harapan yang telah layu,
Kehidupan bersemi, menari dalam pelukan,
Namun sering kali kita lupa, pada Sang Pencipta.
Matahari terbit dan terbenam setiap hari,
Bintang-bintang menari di langit malam,
Kita terpana, namun tak jua sadar,
Bahwa semua ini adalah tanda kasih-Nya.
Nikmat yang diberikan, tak terhitung jumlahnya,
Dari nafas yang dihirup, hingga rezeki yang mengalir,
Namun kadang hati ini terbuai dunia,
Melupakan siapa yang telah memberi semua ini.
Maka nikmat Tuhan manakah yang engkau dustai?
Setiap detik, setiap detak jantung, adalah anugerah,
Namun sering kali kita lupa untuk bersyukur,
Padahal, semua ini hanyalah titipan dari-Nya.
Bumi ini indah, penuh warna dan suara,
Namun ingatlah, semua ini fana,
Maka syukurilah sebelum terlambat,
Karena segala sesuatu akan kembali pada-Nya.
Py Laba, 22 Agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H