Di sudut sunyi dalam sangkar besi,
Sayap terlipat, jiwa terkunci,
Mimpi-mimpi terbatas dinding kaca,
Rindu pada langit yang biru membentang luas.
Setiap hari hanya nyanyian pilu,
Memandang cakrawala yang tak terjangkau,
Bintang-bintang bersinar dari kejauhan,
Namun hanya bayangan yang bisa kurasa.
Tetapi, waktu tak pernah berhenti,
Pintu sangkar perlahan terbuka,
Angin menyapa lembut membelai bulu,
Memberi harapan untuk terbang lebih jauh.
Sayap yang dulu layu kini membentang,
Dengan penuh semangat, aku melesat,
Ke langit tinggi, menari bersama awan,
Bebas, tanpa batas, tanpa rintangan.
Aku kini bagian dari angkasa luas,
Tak lagi terkurung dalam dunia sempit,
Menemukan kebebasan dalam tiap hembusan angin,
Dan menikmati indahnya kehidupan yang sebenarnya.
Py Laba, 18 Agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H