Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam yang Sunyi Mencekam

12 Agustus 2024   22:12 Diperbarui: 13 Agustus 2024   11:37 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: bola.com)

Malam terhampar bagai selimut kelam,
Sunyi merambat di setiap sudut ruang,
Angin berbisik lirih, seakan menyimpan dendam,
Mencekam jiwa yang terjebak dalam bayang.

Bintang enggan hadir, rembulan menyembunyi,
Kegelapan merajai, tiada cahaya yang mengintip,
Hanya suara detak jantung yang mengiri,
Mengisi kesunyian, mendebarkan hati yang sempit.

Langkah-langkah hampa menggema di tanah beku,
Jejak-jejak asing tanpa arah dan tujuan,
Malam ini, sepi menjadi teman yang kelu,
Menawarkan rasa takut dalam kesendirian.

Baca juga: Malam yang Sunyi

Adakah fajar akan datang menyelamatkan?
Ataukah malam akan menelan tanpa ampun?
Di tengah sunyi, kuharap ada harapan,
Namun mencekam ini tak jua berlalu, tiada ampun.

Py Laba, 12 Agustus 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Malam yang Menyapa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun