Mohon tunggu...
Awaliyatus Sholihah
Awaliyatus Sholihah Mohon Tunggu... -

i'm just an ordinary girl.\r\n\r\n\r\nselalu menanti udara setelah hujan, cause i love it so much :)

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Lebaran, Berkreasi dengan Mocaf

20 Agustus 2010   06:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:52 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Lebaran, kurang lengkap rasanya tanpa kue kering penghias meja tamu. Bosan dengan yang biasa? Mari berinovasi dengan kekayaan alam negeri...

Kue kering maupun berbagai produk bakery lainnya, lazimnya terbuat dari terigu. Tahukan Anda, gandum-gandum yang diolah menjadi terigu dan kita konsumsi sehari-hari, adalah produk impor, sebagian besar dari negeri adidaya. Pada tahun 2008, nilai impor gandum bahkan mencapai 27 triliun rupiah. Ini jumlah terbesar dalam impor pangan kita.

Padahal, Negeri kita masih sangat kaya, masih senada dengan yang disenandungkan Opa Koes Plus dalam lagu "kolam susu". Hanya memang, "harta karun" yang kita miliki belum sepenuhnya tergali. Sampai untuk mendapatkan makanan dengan rasa yang enak pun, kita harus beli ke tetangga. Tragis.

Berangkat dari kesadaran tersebut, beberapa dekade terakhir tengah dikembangkan beberapa sumber daya lokal untuk dapat digunakan sebagai bahan baku industri pangan. Diharapkan hal ini dapat mensubstitusi sebagian bahan baku impor, terutama terigu.

Salah satu komoditi lokal yang telah memasuki pasar adalah tepung singkong modifikasi, atau MOCAF (modified cassava flour). Modofikasi yang dilakukan adalah melalui proses fermentasi dengan bakteri asam laktat. Dengan proses tersebut, sifat fisik mocaf menjadi lebih baik dibanding tepung singkong biasa. Warnanya menjadi lebih putih dan aroma singkong berkurang sampai 70%.

Tepung ini dapat menggantikan terigu untuk kue kering dan produk bakery yang mengandalkan pengembangan dari kocokan telur, seperti cake dan cookies. Sedangkan untuk roti, penggantian terigu dengan mocaf belum bisa 100%. Keberadaan terigu masih diperlukan sebagai sumber protein gluten yang akan menghasilkan sifat elastis setelah difermentasi dengan ragi.

Berdasarkan survei dari produsen mocaf dan pengalaman penulis sendiri, rasa dan aroma dari produk yang dibuat dari mocaf tidak berbeda nyata dengan produk serupa yang terbuat dari terigu. Pada beberapa produk mungkin perlu dilakukan penyesuaian komposisi bahan baku untuk memperoleh karakter produk yang diinginkan. Anda tentu bebas berkreasi di wilayah ini.

Berita baik lainnya, tepung ini sangat cocok untuk anda yang sedang mengendalikan berat badan :), karena kandungan kalorinya hanya 150 kkal/100 g, lebih rendah dibanding tepung terigu (175 kkal/100 g) dan nasi (175 kkal/100 g). Kandungan proteinnya pun cukup tinggi, yaitu 102 mg/100g. Sementara kandungan lemaknya cukup rendah, hanya 0,3 mg/100 g.

Tak hanya kue kering, kue basah pun oke dengan mocaf. So, mari berkreasi menyambut lebaran dengan mocaf.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun