Seminggu kemudian, Fajri mengalami sebuah kejadian yang membuatnya semakin mengerti arti dari hadis yang pernah ia dengar. Saat sedang berjalan pulang dari masjid, iaa melihat seorang lelaki baru bayar sedang duduk di pinggir jalan, dampak kebingungan. Fajri mendekatinya dan bertanya,"pak, ada yang bisa saya bantu?".
Lelaki itu mengangkat kepala, dan terlihat raut wajahnya yang cemas."Saya kehilangan dompet saya, anak muda. Tanpa uang, Saya tidak tahu bagaimana caranya pulang ke rumah."
Fajri merasa iba, dan tanpa berpikir panjang ia merogoh sakunya. Ia mengeluarkan sejumlah uang yang cukup untuk membantu lelaki itu pulang. Lelaki itu terkejut dan mengucapkan terima kasih dengan penuh syukur.
Namun, pak jadi merasa ada yang aneh. Iya ngerasa seperti mendapatkan energi positif setelah membantu orang itu, meskipun ia tidak mengharapkan balasan.
 Saat melanjutkan langkahnya, iya teringat kembali pada hadis yang dibacakan kyai Husein beberapa waktu lalu."barang siapa yang menolong saudaranya dalam kesulitan, maka Allah akan menolongnya".
Di malam harinya, saat ia duduk di pojok masjid, menata bintang-bintang yang bersinar di langit, Fajri merasakan kedamaian yang luar biasa. Ya mulai memahami bahwa menolong sesama bukan hanya sekedar memberikan bantuan, tetapi juga membuka jalan bagi dirinya untuk menerima pertolongan Allah yang lebih besar.
Pada suatu pengajian, kyai Husein menyampaikan hadis lainnya yang seakan berbicara langsung kepada Fajri:
"sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain".(HR Ahmad)
Fajri tersenyum, seolah-olah ia menemukan jawaban atau semua pencariannya. Ia menyadari bahwa dalam setiap kebaikan yang ia lakukan, agar sedang membimbingnya, dan setiap langkah yang ia ambil menuju kebaikan, semakin mendekatkannya kepada-nya.
Hari-hari berikutnya, Fajri semakin giat menolong orang-orang di sekitarnya. Tidak hanya membantu mereka secara materi. Tetapi juga memberikan perhatian, mendengarkan keluh kesah, dan memberikan semangat bagi mereka yang merasa lemah. Yang merasa hidupnya semakin bermakna. Dengan dirinya, berkembang keyakinan yang semakin kuat bahwa hidup ini bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk memberikan manfaat kepada orang lain.
Fajri menyadari bahwa dalam setiap hadits Rasulullah SAW, ada cahaya yang membantu setiap langkah hidupnya. Memulai hadis, ya belajar tentang makna hidup yang sebenarnya. Ia memahami bahwa tidak ada kebahagiaan sejati selain ketika kita bisa menjadi bermanfaat bagi orang lain dan menjalani hidup sesuai dengan petunjuk Allah SWT.
Dan setiap malam, ketika ia menundukkan kepala untuk tidur, ia merasa tenang dan damai. Iya tahu bahwa dengan mengikuti ajaran-ajaran nabi Muhammad SAW, iya sedang berjalan di jalan yang benar. Sebuah jalan yang tidak hanya membawa kebahagiaan di dunia, tetapi juga kebahagiaan yang abadi di akhirat kelak.