Mohon tunggu...
Boy Awaluddin
Boy Awaluddin Mohon Tunggu... -

lelaki, moslem, pencinta biru, fans chelsea fc, dokter gigi alumni universitas hasanuddin, sekarang mengabdi sebagai prajurit TNI AL, pencinta novel,suka nyanyi.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat Buat 1 Kawan

1 Oktober 2010   15:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:48 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

jangan mengutuk bulan bangun.. dan tantanglah langit terjanglah puncak gunung dan belahlah deru badai katakan tidak pada pesakitan katakan sanggup pada kesakitan karena... hanya dengan itu 1 nyawa tersambung lagi bila menoleh kebelakang ada luka biarkan itu menjadi lentera dalam hatimu percepat langkah kedepanitu urutan pertama rembulan boleh mengitam awan boleh kiamat langit boleh runtuh mentari boleh terbelah tapi... menyerah adalah kekalahan yang kalah menang tidak mesti ada rampasan perang karena korban adalah luka rendamlah mesiu dalam kuah sayurmu biar darah menjadi kering dan senjata berpeluru kembang api suatu hari... kusapa dirimu disudut jembatan terkapar.. binggung memilih arah sendiri... sepi menjadi cermin biarkan engkau menyeret pantatmu karena melompat kebawah adalah bunuh diri... riuh badai gunung riuh badai gunung terbanglah denganmu sumpah serapah karena pendakian mesti berlanjut dipuncak sanalah kamu memeluk dunia 25 september 2008,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun