Seperti bohlam yang hidup lebihi sinaran lilin, tapi dia tak kan terus bercahaya tanpa turbin yang berputar rutin.
Diriku yang hidup kan lebihi hari kemarin, tapi tak kan lebih baik jika kemarin tak jadi cermin.
Dibulan ini aku belajar disiplin..
Terkadang aku lalai, terus menyirami dunia dan hanya berharap ia tumbuh tinggi menjulang, tanpa tersadar jika akhiratku telah tandus dan gersang. Hidupku timpang.
Dibulan ini aku belajar hidup seimbang..
Sering aku membuat orang menangis, hina mereka mengumbar bengis, karena mereka hanya pengemis.
Kini kami duduk bersama disatu baris, saling melempar senyuman manis, menanti berbuka dibagi gratis.
Dibulan ini aku belajar arti persaudaraan..
Sering aku tak peduli pada mereka yang lapar, sering juga aku jadikan itu bahan kelakar.
Kini aku baru tersadar, berpikir tentang mereka yang rasakan lapar sampai tubuh jadi gemetar.
Dibulan ini aku belajar untuk peduli..
Terkadang aku juga menyumbang, tapi hanya karena ingin dianggap dermawan dimata semua orang.
Kini batinku yang dulu gelap perlahan menjadi terang, semua itu memang hak mereka yang dititipkan padaku Oleh Allah Maha penyayang.
Dibulan ini aku belajar tujuan dari setiap perbuatan..
Sering aku tak tahu kemana kaki akan melangkah, berujung berkah atau berbuah musibah.
Kini kabut yang jadikan pandanganku samar perlahan pindah, ku tahu kini kemana kaki melangkah itu harus di jalan Allah.
Di bulan ini aku belajar hidup harus selalu bernilai ibadah..
Terkadang pula dalam kataku terselip dusta tanpa sengaja, mataku kadang menatap aurat yang berujung zinanya mata.
Kini aku sadar dan harus melatih diri dalam kosa kata, menjaga pandangan tak timbul dosa.
Dibulan ini aku aku belajar berhati-hati dalam setiap perbuatan..
Dulu ketika fitnah terhadapku kadang terlontar, wajahku langsung memerah bagai api yang siap membakar.
Kini aku berlatih sabar, jika pun fitnah aku tahu Allah bersifat Bashar.
Dibulan ini aku belajar tabah terhadap halangan dan rintangan..
Kadang terlalu banyak aku membeli penganan untuk berbuka, namun terbuang basi dan sia.
Kini aku tahu, jika pun lebih sedikit rezeki yang ada, baiknya berbagi sesama saudara.
Dibulan ini aku belajar arti hidup hemat dan sederhana..
Sering aku mengeluh ketika kopi tersaji dengan kurangnya gula, aku cemberut rasa kecewa.
Kini, walau setetes teh dengan manis sekedar saja cukup terasa nikmat, itu waktu berbuka
Di bulan ini aku belajar akan pentingnya rasa syukur atas segala nikmat Dari-Nya..
Banda Aceh, 27 Juli 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H