Mohon tunggu...
Asri M. Amin
Asri M. Amin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa | Petani | Twitter : @asri_juventini | Facebook : Arie D'Bianconeri

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Menilik Sebelum Kritik Demi Kemajuan Sepak Bola Indonesia

13 November 2011   08:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:44 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Tulisan yang ingin saya uraikan kali ini berawal dari sebuah berita dari media online kemarin tanggal 12 November 2011 yang mengundang banyak komentar-komentar negatif dari berbagai kalangan dipelosok negri, inilah yang yang menginspirasi saya untuk menulis uraian ini. Sebagai putra asli tanah rencong saya merasa sedikit terusik dengan komentar-komentar bernada negatif tersebut.

Media online tersebut memuat sebuah berita tentang tim sepak bola Aceh yang pulang berguru sepak bola di Corazon de America (jantung Amerika) yaitu Paraguay. Tak ayal berita ini juga mendapat sorotan dari banyak pihak disamping berita lainnya seperti Timnas senior yang harus mengakui keperkasaan Qatar yang terus menambah track record buruk Timnas dalam mengikuti Pra Piala Dunia kali ini.

Berita tentang Tim Aceh yang dimuat di media online tersebut mengundang berbagai tanggapan positif maupun negatif. Tentang komentar yang bernada negatif saya melihat banyak diantaranya berupa kritikan yang menjatuhkan bukan kearah kemajuan. Saya menyadari hal ini mungkin juga disebabkan karena penyakit hati, yaitu iri. Mengapa bisa timbul iri?? Ya, beberapa waktu lalu PSSI sebagai tampuk pimpinan tertinggi organisasi persepakbolaan Indonesia pernah menunjuk tim sepak bola Aceh untuk mewakili Indonesia dalam ajang Piala AFF U19 di Myanmar. Penunjukan ini juga bukannya tanpa alasan, sebelumnya tim ini baru saja menjadi jawara di Arafura Game yang diselenggarakan di kota Darwin Australia. Jadi menurut saya PSSI menilai tim ini adalah tim yang paling siap untuk dikirim mewakili Indonesia dalam ajang Piala AFF di Myanmar.

Tapi tim yang mewakili Indonesia dalam ajang Piala AFF U19 tersebut bukanlah tim yang berguru selama 3 tahun di Paraguay. Sebelumnya pada April lalu dari 30 Anak-anak Aceh yang dikirim ke Paraguay 12 diantaranya telah dipulangkan & selebihnya magang di klub-klub Paraguay & Argentina. Tim yang dimasukkan ke dalam Timnas U19 tersebut awalnya adalah Juara pada kompetisi K-LiGa Aceh yang selanjutnya dikirim ke Arafura Game & juga menjadi juara sebelum dipilih mewakili Timnas. Tim yang menjuarai K-LiGa Aceh Tahun 2011 adalah Pidie United. Pemain-pemain dari tim inilah yang lebih dominan masuk ke Timnas U19 disamping ada beberapa penambahan pemain lain untuk masuk kedalam tim, termasuk salah satu diantaranya pernah berguru di Paraguay yang dipulangkan pada April lalu. Tidak banyak penambahan pemain dari luar tim Pidie United juga mungkin didasari atas keputusan pelatih yang menganggap dengan banyaknya penambahan pemain lain akan berpengaruh pada kekompakan tim, pemain tambahan tentunya juga memerlukan waktu untuk beradaptasi dalam tim.

Mengapa bukan Tim SAD Uruguay yang dikirim ke ajang Piala AFF U19 di Myanmar?? Tentunya anda semua sudah mengetahui kalau Tim SAD uruguay adalah program dari kepengurusan PSSI yang lama sehingga (mungkin) pada waktu itu kepengurusan PSSI yang baru merasa enggan menggunakan mereka. Hingga kini polemik antara PSSI yang lama versus kepengurusan PSSI yang baru juga belum berakhir, yang mengakibatkan tak menentunya kemana arah persepakbolaan tanah air. Jadi pada waktu itu selain Tim SAD, saya kira memang Tim Aceh (Pidie United) yang paling siap untuk dikirim ke Myanmar walau akhirnya menuai kegagalan.

Terkait dengan komentar-komentar negatif di media online yang saya baca kemarin, saya sendiri bingung atas dasar apa mereka menghujat Tim yang beranggotakan 18 pemain itu, toh diantara mereka belum ada yang melihat secara langsung permainan 18 pemain yang baru pulang dari Paraguay tersebut. Setahu saya beberapa hari sebelum para pemain itu kembali ketanah air mereka melakukan pertandingan uji coba dengan Timnas Paraguay U17 yang berakhir dengan keunggulan tim Aceh dengan skor 1-0. Walaupun laga ini hanya bertajuk uji coba, Timnas Paraguay U17 tetap bermain serius karena mereka sedang dipersiapkan untuk mengikuti kompetisi U17 yang akan berlangsung di Uruguay. Laga ini hanya berlangsung setengah dari waktu yang semestinya karena pada saat akan dimulai babak kedua lapangan diguyur hujan deras.

Dari 18 pemain tersebut, 2 diantarnya pernah bermain di klub Cerro Porteno. Cerro Porteno merupakan tim yang berada di divisi I (utama) Paraguay. Cerro Porteno bukanlah tim gurem di Paraguay, tim ini bisa dikatakan Juventusnya Paraguay (saya tifosi juventus & memang Juventus merupakan tim pemasok pemain utama untuk timnas Itali..hehe) faktanya tim ini adalah pemasok utama pemain nasional Paraguay.

Tim Aceh ini juga diagendakan untuk uji tanding dalam laga segi tiga mengahadapi Timnas U19 yang notabene adalah tim SAD Uruguay & (mungkin) Timnas U19 Malaysia, jadi kita tunggu saja semoga agenda ini dapat terlaksana hingga kita bisa melihat hasil belajar dari negara latin Paraguay vs Uruguay.

Tim Aceh ini sendiri adalah program dari pemerintah Aceh yang pada Agustus 2008 mengirimkan mereka ke Paraguay untuk belajar sepak bola selama 3 tahun disana, dalam tim ini juga disertakan guru mengajar pendidikan sekolah karena pada waktu itu mereka juga masih dalam usia SMA.

Kabarnya program ini menyerap dana hingga 45M. Hal ini juga mungkin turut melatar belakangi banyaknya komentar pedas pada media online yang saya baca. Tapi menurut saya ini adalah program dari Pemerintah Aceh yang patut diacungi jempol, terlepas dari berhasil atau tidaknya paling tidak sudah ada upaya yang dilakukan. Program ini jauh lebih baik ketimbang dana sebesar 45M itu dijadikan budaya, tentunya anda sudah mengerti apa yang saya maksudkan dalam artian budaya disini karena anda juga warga negara Indonesia. Ini adalah realita yang seakan telah menjadi budaya (jangan ikuti budaya ini).

Dari program ini Pemerintah Aceh berharap kedepan akan ada tim-tim tangguh di Aceh & tentunya jika pemain-pemain ini berhasil menerapkan ilmu yang didapat di Paraguay itu juga akan menguntungkan Timnas Indonesia dimasa depan.

Jadi mari sama-sama kita mendukung asalkan itu menuju kearah perbaikan. Bukannya tidak boleh mengajukan berbagai kritikan tapi hendaknya kritikan itu sehat & membangun.

JAYALAH SEPAK BOLA INDONESIA..............

Bireuen, 13 November 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun