**
Jelang pilkada banyak gejolak, baik diteror atau ditembak.
Demokrasi bangsa harusnya tegak, setiap warga sama punya hak.
**
Cukuplah sudah bersimbah darah, mari bersama mengayun langkah.
Majukan nanggroe yang dulu megah, rakyat yang makmur aset melimpah.
**
Yang lalu kelam jangan terulang, suara bedil malam ke petang.
Sayanglah anak bapaknya hilang, sayang si istri janda disandang.
**
Ingatlah tsunami dahsyat menerjang, Allah ingatkan pertanda sayang.
Mengejar nafsu tinggi menjulang, tiada berguna ketika pulang.
**
Marilah kini berlaku sportif, kalah dan menang bersikap arif.
Kalaupun kalah janganlah pasif, bangunlah negeri prilaku aktif.
Bagi yang menang bersama rakyat saling interaktif, embanlah amanat tegak dan lurus bagaikan alif.
**
Masa kampanye janji terlantun, dihadapan massa banyak berjibun.
Segenap upaya cobalah himpun, jangan hanya santai dengan perut tambun.
**
Kalaulah memang jadi terpilih, terhadap janji jangan beralih.
Perlahan hitam jadikan putih, hingga pemerintahan jadinya bersih.
**
Masa dahulu Tgk Syiah Kuala pemutus hukum, adil terkenal namanya harum.
Selisih paham bijak dirangkum, orang luar pun terkagum-kagum.
Kalaulah nanti ada selisih, hendaklah bijak jalan dipilih.
Tak tebang pilih berpikir jernih, putusan baik tertata rapih.
**
Baik kota maupun dusun, berjalan waktu teruslah bangun.
Bangunlah pula moral yang santun, jauhkan segala bisa beracun.
**
Semoga engkau benar pemimpin, patut dicontoh layak disalin.
Semoga Allah berikan izin, di jalan Islam Rahmatan Lil’Alamin.
**
**
Pilkada tinggal hitungan hari, mantapkan segera pilihan hati.
Jangan memilih karena materi, sehari habis tiada berarti.
**
Gunakan hak telah diberi, jangan sesal dikemudian hari.
Marilah kita berdemokrasi, semoga lahir pemimpin sesuai mimpi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H