Sampah merupakan masalah yang sangat serius yang sering terjadi di kota-kota besar dengan jumlah penduduk yang sangat banyak. Produksi  sampah yang  terus mengalami peningkatan bersamaan dengan  pertambahan kuantitas penduduk yang kian membludak menyebabkan tingginya angka produksi sampah. Sampah merupakan salah satu masalah sosial yang sangat merugikan, baik merugikan manusia hingga lingkungan. Kondisi tersebut terjadi di Kota Yogyakarta khususnya di TPST Piyungan yang terletak di Kabupaten Bantul. Setiap tahunnya, produksi sampah di Yogyakarta mengalami peningkatan yang cukup tajam, peningkatan tersebut mengakibatkan penutupan TPST Piyungan pada waktu tertentu. TPST Piyungan tidak hanya menerima pasokan sampah dari kota Yogyakarta saja, namun juga termasuk Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunung Kidul.
Produksi sampah yang dihasilkan tidak sebanding dengan pengolahan sampah di TPST Piyungan sehingga menyebabkan sampah yang semakin menggunung. Hal ini merupakan kendala yang dihadapi oleh pemerintah setempat terkait dengan produksi sampah dengan volume yang cukup besar sedangkan lahan penampungan TPST yang terbatas karena kurangnya pengelolaan sampah. Jika hal ini tidak segera diatasi, maka masyarakat sekitar akan mendapatkan dampak negatif seperti menghirup bau tidak sedap hingga timbulnya berbagai macam bibit penyakit.
Permasalahan sampah memang tidak ada habisnya, namun kita dapat berusaha untuk menanggulangi efek negatif dari penumpukan sampah yang mungkin terjadi dimana saja. Daur ulang merupakan suatu hal yang sedang gencar untuk disosialisasikan kepada masyarakat, namun permasalahan utama dari kurang efisiennya daur ulang ini karena sebagian besar masyarakat kurang memiliki minat untuk melakukan pemilahan sampah dan pendaurulangan dikarenakan menghabiskan waktu yang tidak sedikit. Oleh karena itu, kami merancang alat yang dapat menghancurkan sampah secara otomatis yang nantinya diletakkan di bawah tanah.
Alat tersebut sangat mengutamakan efisiensi dan efektivitas terutama bagi sekelompok warga yang memiliki keterbatasan dalam waktu. Untuk saat ini, alat tersebut diutamakan untuk digunakan oleh pemerintah kota dan developer perumahan dikarenakan penggunaannya yang masih asing bagi masyarakat. Dengan adanya alat tersebut maka tata letak kota dan perumahan akan tertata rapi dan lebih bersih, terutama di kota Yogyakarta yang dikenal dengan kebersihan lingkungannya. Selain itu, alat tersebut dapat menjadi solusi utama bagi permasalahan yang terjadi di TPST Piyungan.
Untuk penggunaan awal dari alat tersebut, nantinya dapat dilakukan uji coba secara gratis dengan skala waktu tertentu untuk memahami fungsi dan penggunaan dari alat secara mendalam. Dengan terciptanya alat ini tentu saja memberi dampak positif dalam beberapa aspek, selain profitabilitas tentunya alat ini membantu memberikan lapangan pekerjaan baru terutama bagi lulusan siswa SMK dengan jurusan terkait.
Dalam konteks Kota Yogyakarta, produksi sampah yang terus meningkat telah menyebabkan penumpukan sampah yang berdampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Keterbatasan lahan di TPST Piyungan menjadi kendala dalam pengolahan sampah yang efektif. Dalam menghadapi permasalahan ini, di rancanglah alat otomatis untuk menghancurkan sampah yang diletakkan di bawah tanah. Alat ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penanganan sampah, terutama bagi pemerintah kota dan developer perumahan.
Rekomendasi Eksekusi
Sosialisasi dan Pendidikan: Diperlukan kampanye sosialisasi yang intensif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pemilahan sampah dan daur ulang. Program pendidikan dan pelatihan dapat diberikan kepada masyarakat untuk mengubah perilaku mereka terkait pengelolaan sampah.
Implementasi Alat Otomatis: Alat otomatis untuk menghancurkan sampah perlu diimplementasikan di kota Yogyakarta. Pemerintah kota dan developer perumahan dapat menjadi pengguna awal alat ini, dengan penempatan di lokasi strategis yang padat penduduk. Uji coba gratis dapat dilakukan untuk memperkenalkan penggunaan alat ini kepada masyarakat dan memahami fungsi serta manfaatnya secara lebih mendalam.
Kerjasama dan Partisipasi: Pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta perlu bekerja sama dalam mengatasi masalah sampah. Kemitraan antara pemerintah, industri, dan masyarakat dapat membantu dalam pengelolaan sampah secara holistik, termasuk dalam penggunaan alat otomatis dan pendaurulangan sampah.
Pemberdayaan Tenaga Kerja: Alat otomatis ini dapat memberikan peluang lapangan kerja baru, terutama bagi lulusan SMK dengan jurusan terkait. Program pelatihan dan peningkatan keterampilan perlu disediakan untuk mempersiapkan tenaga kerja yang terampil dalam pengoperasian dan pemeliharaan alat tersebut.
Monitoring dan Evaluasi: Penting untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap implementasi alat otomatis serta efektivitasnya dalam mengurangi penumpukan sampah. Data dan informasi yang diperoleh dari pemantauan ini dapat digunakan untuk peningkatan sistem pengelolaan sampah di masa depan.
Dengan pelaksanaan rekomendasi di atas, diharapkan Kota Yogyakarta dapat mengatasi masalah penumpukan sampah dengan pengurangan sampah yang dihasilkan oleh alat penghancur sampah tersebut dengan volume 3-5 ton per hari nya, meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah, dan mencapai lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Disusun oleh:
Avrilla Putri Indraprasta
Deddy Fridolin
Tommy Tantio Himawan
Ganesha Jovan Diza
I Gede Yuda Surya Saputra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H