Bahasa merupakan wadah komunikasi dalam masyarakat. Bahasa pokem atau bahasa gaul adalah bahasa yang diguanakan anak remaja yang tidak memperdulikan EYD, bahasa gaul biasanya digunakan sebagai bahasa isyarat. Pengenalan bahsa ini pada tahun 1970. Pada saat itu bahsa ini digunakan oleh anak-anak kalagan jalanan dan mereka yang diebut degan anak pokem (anak jalanan ). Pada saat itu bahsa gaul sebagai isyarat artinya mereka hanya menggunakan dikalagan anak jalanan saja, dan dimegerti oleh mereka sendiri.
Saat ini bahasa pokem dikenal degan sebutan bahasa gaul, dari remaja sampai dewasa, mereka menggunakan bahsa gaul. Bahkan saat ini bahasa gaul sudah dikenal kalagan anak-anak, mereka mudah meniru bahasa gaul dan banyak kalagan remaja saat ini menciptakan bahasa gaul. Misalnya, seperti kata “cius”. Itu merupakan bahasa gaul yang diciptakan oleh anak remaja saat ini. Kata cius merupakan dari bahasa “Serius” , selain itu ada juga kata “Getho loh” Kata ini merupakan "Demikian atau Begitu artinya penekanan dari sebuah kalimat. Kata ini muncul seiring perkembagan media , terutama televisi yang memakai gaya “getho loh” itu seperti sinetron. Dan acara-acara reality show.
Perkembagan media, memudahkan penciptaan gaya bahasa gaul, yang bermacam-macam. Dalam sinetron, masyarakat akan mudah meniru gaya bahasa gaul. Sehingga mereka mudah ingat degan kata yang diucapkan dalam sinetron tersebut, semakin sinetron itu mempunyai rating tinggi dan akan terus-terusan ditayangkan. Akan lebih membuat masyarakatnya memakai bahasa gaul yang diciptakan oleh sinetron tersebut. Remaja-remaja yang sedang berkembang beranjak dewasa akan merubah pola fikir mereka dan akan mencerna lebih banyak pola fikir dalam media stasiun televisi, mereka akan mengikuti gaya hidup dan bisa sampai tingkah laku.
Media televisi yang menyebarkan bahasa gaul, semakin banyak bahasa gaul bermunculan. Semakin lama semakin terlupakan bahasa Indonesia yang sesuai degan EYD. Memang perkembagan jaman saat ini kurang dalam pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar, mungkin bisa dianalisis, mereka yang menggunakan bahasa Indonesia sesuai EYD itu adalah pembaca berita, guru sedang mengajar, dan menulis artikel degan baik ataupun dosen yang meneragkan bahasa. Itupun sangat sedikit dalam pemakaian bahasa yang baik dan benar.
Media sebagai pembawa dan penyebar luas bahasa gaul sehingga sangat popular dikalagan remaja saat ini, media televisi yang mempunyai nilai informasi, penghibur dan pendidik, berubah seolah menjadi bahan tren setiap apa yang ditayangkan disinetron selalu diikuti. Terutama dalam pemakaian bahasa, mudah sekali televisi membuat pola perubahan masyarakatnya, media saat ini mengendalikan diri masyarakat. Sehingga mampu mempengaruhi emosi- emosi yang mudah untuk merubah atau meniru apa yang telah ditayangkan oleh televisi tersbut.
Bukan hanya dari kalagan remaja saja, bahkan anak kecil yang masih play group aja, mereka yang masih mempunyai pencernaan dalam fikirannya masih jernih, akan mudah sekali membuat emosi mereka tidak terkendali sehingga mereka, ingin selalu mengikuti apa yang dia suka dalam tayangan tersebut. Bahasa saja mudah mereka cerna dan mereka ucapkan, dua kali bahasa gaul diucapan oleh pemain sinetron atau artis, dia akan mudah dalam menggingat kata tersbut.
Efek yang dibawa oleh televisi mempunyai sasaran tersendiri, rentang buat usia dini. Memang televisi menyajikan berbagai macam tayagan,dari anak-anak sampai dewasa. Tetapi jika si anak terus-terusan diajak nonton siaran dewasa atau sinetron dewasa, dia akan terpengaruhi emosinya degan sinetron atau cara yang ditayangkan. Dan mereka akan mempunyai daya tarik menyukai hal tersbut, sehingga jika dia dialihkan dalam acara anak-anak kemungkinan dia akan menolak acara tersebut.
Selain efek yang telah dibahas diatas, ada pemakaian bahasa gaul yang di sebarluaskan oleh televisi atau sinetron dalam masyarakat, menurut Edi Widiyanto dalam penulisanya, Seiring dengan perkembangan zaman ke zaman khususnya di Negara Indonesia semakin terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Dewasa ini, masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa gaul daripada pemakaian bahasa Indonesia.
Mau dibawa kemana bahasa Indonesia sesungguhnya, berkurangnya bahasa-bahasa daerah degan digantikan oleh bahasa gaul masa kini. Bahasa Indonesia sudah tercampur oleh bahasa yang tidak sesuai degan ejaan yang benar. Sudah tercer oleh bahasa gaul, sudah semakin tersingkirkan oleh bahasa gaul masa kini. Sinetron sudah menciptakan bahasa Indonesia yang tidak sesuai degan EYD. Mereka menciptakan berbagai macam bahasa, sehingga ketika masyarakat mencerna bahasa gaul dan mengikutinya, mereka lebih sering menggunakan bahasa tersebut, mereka akan menggunakan bahasa yang tidak sesuai itu digunakan dalam perbincagan degan yang lebih dewasa. Yang seharusnya tidak dipakai. Karena dianggap tidak sopan. Yang seharusnya bahasa digunakan untuk berkomunikasi, kini lebih ke trend-an gaya-gayaan dalam pemakaian bahasa.
Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu dan sebagai identitas bangsa nasional Indonesia, kini seakan hilang dan lenyap terbawa angin, dan sebagai gantinya adalah bahasa gaul yang terbawa oleh media, dan disebraluaskan kepada masyarakat. Dalam gaya bahasa sinetron banyak yang salah digunakan pada tempatnya. Akibatnya masyarakat banyak meniru dengan berbagai bahasa seperti sekedar gaya atau ingin dikatakan modern. Mereka dikendalikan oleh sinetron akan mudah terbawa emosi dalam kehidupan sinetron, seperti bahasa sinetron.
Bahasa kita itu satu yaitu bahasa Indonesia yang seharusnya dikembagkan bukan ditinggalkan. Sebagai identitas Negara kita yang seharusnya dipakai degan baik, saat ini masyarakat sudah menginggalkan bahasa Indonesia yang baik dan benar yaitu degan menggunakan bahasa gaul yang saat ini beredar. Selain tersingkirnya bahasa Indonesia oleh bahasa gaul, bahas Indonesia juga sudah tersingkir oleh bahasa-bahasa asing, misalnya saja banyak orang yang memakai bahas asing dan banyak yang menyukai bahasa asing. Degan tumbuh kesadaraan emosional bahwa saat ini perilaku berbahasa tidak terkait dengan masalah penciptaan bahasa. Sehingga masyarakat bebas memilih dan menyukai bahasa Asing, sedangkan bahasa sendiri ditinggalkan. Dalam dunia pendidikan saja bahasa Indonesia yang sesuai degan EYD itu jarang digunakan, banyak komunitas-komunitas bahasa asing itupun merupakan salah satu hal yang berupaya meninggalkan bahasa kita sendiri yaitu bahasa Indonesia.
Upaya yang harus dilakukan oleh masyarakat adalah, mencerna bahasa Indonesia yang baik, dan mendidik dan menanamkan kecintaan akan bahasa Indonesia. Selain itu pemerintah menegaskan akan kecintaan terhadap bahasa asli Indonesia sebagai identitas diri, bukan meninggalkan dan membiarkan tertindasnya bahasa Indonesia oleh bahasa-bahasa asing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H