Mohon tunggu...
Aviv Azantha
Aviv Azantha Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mengikuti Setiap Perubahan Sehingga Dapat Menghargai Alur dari Proses Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dialektika ''Ndeso Kutho''

14 Desember 2017   22:02 Diperbarui: 14 Desember 2017   22:30 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

"pager upo iku luwih kuwat tinimbang pager boto"

(pagar nasi itu lebih kuat daripada pagar dinding/pepatah jawa)

Terkadang kita mendengar, apa yang dapat dilakukan oleh orang pedalaman/ pelosok/ desa/ kampung selain hidup dalam kekumuhan. ada juga yang menyebutkan kehidupan mereka dalam keterbelakangan serta minim teknologi. mungkin saja memang demikian disatu sisi, namun apakah secara keseluruhan demikian?

Di zaman sekarang hampir semua aktifitas kehidupan manusia dapat diakses dengan mudah memalui media sosial. mulai dari aktifitas-aktifitas ringan semacam jalan-jalan pagi dan ngopi hingga aktifitas-aktifitas berat semisal diskusi politik  dan kermiskinan semua terangkum dalam genggaman. dengan segala fasilitas yang ada dalam internet maka daya ketergantungan manusia kepada kebutuhan ini semakin besar.

Dengan kenyataan demikian maka dalam jangka yang panjang tidak mustahil akan berakibat pada 'nggosip' yang tidak berujung, lebih jauh akan kita temukan sebuah istilah masakini yang disebut dengan 'kenyinyiran'. tentu pendapat ini ada benarnya ketika kita menemukan semua aktifitas manusia yang diketahuinya lewat internet selalu dikomentari. 

Sekarang bagiamana kita melihat objek yang disebut dengan istilah 'ndeso' tersebut? sedikit banyak saya dapat menjelaskan hal ini karena baik secara langsung mapupun tidak langsung saya memiliki kaitan dengan objek tersebut. 

Secara  geografis desa memiliki struktur yang lebih terbatas dibanding dengan perkotaan. Terlebih ketika sebuah desa terletak di perbukitan, akses sosial infrastruktur dan yang lainnya tentu lebih sulit termasuk juga dengan harga-harga kebutuhan yang didatangkan dari kota. Dengan keterbatasan ini maka akan mempengaruhi pada aspek-aspek yang lain semisal kegiatan pembelajaran (pendidikan), akses penerangan (listrik) dan juga pembangunan jalan raya.

Disisi yang lain orang desa dicirikan dengan sebuah karakter yang memegang erat kebiasaan para pendahulu mereka. Kebiasaan ini bermacam-macam baik dalam aspek sosial, kepercayaan, serta adatnya.

Seorang teman pernah heran dan berkata, “Orang desa itu kadang berbohong juga ya”.

“Berbohong bagaimana?,” tanyaku.

“Saya itu pernah tanya alamat kerabat, katanya itu sudah dekat dan hanya tinggal melangkah namun ternyata masih jauh kawan,” balasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun